JATIMTIMES - Indonesia merupakan daerah tropis dengan kelembapan udara yang tinggi, hal ini memungkinkan berbagai jenis tanaman obat tumbuh subur. Salah satu yang masih asing didengar tetapi memiliki banyak manfaat adalah tanaman Sambiloto.
Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Indha Fitria Pangesti membeberkan manfaat dari tanaman Sambiloto. Hal ini diawali akan peningkatan produktivitas ayam yang memerlukan Antibiotic Growth Promotor (AGP).
Akan tetapi, pengunaan antibiotik tersebut menurutnya dapat menimbulkan dampak bahaya pada ternak maupun kepada mereka yang mengkonsumsinya. Dampak yang timbul untuk mereka yang mengkonsumsinya adalah
munculnya strain bakteri baru yang resisten terhadap antibiotik. Di samping itu penggunaan antibiotik dilarang di Indonesia yang tertulis dalam Undang-Undang tahun 2009.
Untuk menjaga kesehatan unggas, diperlukan aditif pakan guna memelihara mikroflora saluran pencernaan dengan memanfaatkan fitobiotik sebagai antibiotik alternatif menggunakan bahan alami. Bahan alami tersebut salah satunya adalah tanaman Sambiloto yang mengandung senyawa andrografolid dimana dapat digunakan sebagai antikanker, antibakteri, antioksidan, dan anelgesik.
Tanaman Sambiloto juga dapat menurunkan jumlah kontaminasi bakteri helicobacter pylori pada unggas. Yakni jenis bakteri gram negatif, mikroaerofilik spiral dan tergolong bakteri patogen yang umum ditemukan pada hati, lambung, empedu, jejenum, sekum dan kolon.
Adanya bakteri ini dapat mengganggu daya tahan tubuh dan sistem pencernaan yang menyebabkan terjadinya gastroenteritis, diare, penyakit hati dan gangguan pada empedu. Penyakit tersebut dapat menghambat pertumbuhan, karena akibat infeksi bakteri tersebut mengakibatkan kematian 33,3 persen.
"Andrografolid terenkapsulasi dapat berfungsi secara optimal sebagai aditif pakan pada ayam pedaging dan sebagai antibakteri maupun antiinflamasi alami. Ayam pedaging terhindar dari penyakit akibat Helicobacter pylori. Ini juga meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan tubuh ayam," jelasnya.
Sementara itu, penelitian ini kemudian mengantarkan Indha Fitria Pangesti menjadi juara III Lomba Artikel Ilmiah Popular dan Desain Poster Project Based Learning diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UB, 13 – 17 Maret 2022.