JATIMTIMES - Perayaan Hari Raya Idul Fitri di berbagai daerah selalu dihiasi dengan berbagai tradisi. Seperti tradisi makan ketupat yang dilakukan oleh sebagian masyarakat setelah Salat Idul Fitri.
Di Jawa Timur sendiri, ada tradisi yang mungkin sudah tidak asing di telinga masyarakatnya. Yakni tradisi memberi uang saku kepada anak-anak setelah melakukan aktivitas maaf-maafan. Tradisi itu lebih akrab disebut dengan 'Galak Gampil'. Dikutip dari kompas.com, tradisi Galak Gampil sudah tidak asing lagi di Jawa Timur, khususnya di Malang dan di Surabaya sejak tahun 1970-an.
Biasanya, galak gampil dilakukan anak-anak yang berusia 10 tahun ke bawah. Bahkan juga sering ditemui, anak berusia SMP atau 10 tahun ke atas yang turut berburu uang saku lebaran.
Aktivitas berburu galak gampil biasanya dilakukan setelah Salat Idul Fitri. Anak-anak yang sudah memakai baju baru, akan mendatangi rumah beberapa tetangganya. Tentu setelah saling bermaafan dengan keluarga dan orang tua.
Tujuan anak-anak mendatangi rumah tetangga tersebut adalah tentu untuk bersilaturahmi. Setelah bersalaman dan bermaafan dengan pemilik rumah, barulah sang tuan rumah akan memberi uang saku lebaran atau galak gampil saat berpamitan pulang.
Masih dikutip dari kompas.com, Galak Gampil bisa diartikan menggalakkan/menyerukan (galak) untuk bisa memudahkan (gampil) dalam memaafkan kesalahan orang lain.
Sebenarnya, tradisi seperti ini juga berlangsung di daerah-daerah lain, tetapi dengan nama yang berbeda. Di Jawa Tengah, misalnya, dikenal dengan istilah "fitrah". Namun begitu, apapun istilahnya, tradisi memberikan uang saku lebaran adalah salah satu hal yang paling dinantikan oleh anak-anak saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.