JATIMTIMES - Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri merupakan hari raya umat Muslim yang jatuh tiap tanggal 1 Syawal. Selain menjadi tradisi untuk saling memaafkan, momen menjelang Lebaran juga sering diisi dengan tradisi saling mengirim parsel.
Kendati demikian, masih banyak orang yang belum mengetahui bagaimana asal mula tradisi tersebut mulai muncul. Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Parsel Indonesia (APPI) Fahira Idris, tradisi saling kirim parsel atau hampers ketika Lebaran telah ada sejak dulu kala.
"Sebenarnya tradisi pemberian parsel atau bingkisan atau hadiah adalah tradisi dunia. Tiap negara punya tradisi ini, terutama di saat hari-hari besar. Misalnya hari besar keagamaan," kata Fahira.
Jika dilihat dari sejarahnya, sebagaimana yang dilansir dari Tamasia, tradisi saling mengirimkan parsel atau hampers saat Lebaran sudah ada sejak abad ke-11.
Pada masa tersebut, hampers diperkenalkan pertama oleh William The Conqueror setelah Pertempuran Hastings.
Kala itu, para ibu yang tidak ikut turun ke medan perang membuatkan parsel dan mengirimkannya kepada orang-orang yang menjadi pejuang perang.
"Para ibu atau perempuan yang saat itu tidak terjun ke medan pertempuran berjuang dengan mengirimkan parsel berisi makanan untuk para pejuang. Tradisi mengirimkan ini kemudian berlanjut hingga kini, terutama di momen hari besar keagamaan," imbuh Fahira.
Tradisi tersebut mulai dikaitkan dengan perayaan-perayaan penting sejak tahun 1800-an, yang bertepatan dengan era revolusi industri. Ketika itu, hampers lebih dulu dikaitkan dengan Hari Natal sebagai pemberian hadiah.
Tradisi saling kirim hampers kembali dipopulerkan keluarga Victoria di kelas menengah dan atas pada abad ke-19. Mereka mengubah hampers menjadi barang mewah yang diberikan sebagai hadiah.
Seiring berjalannya waktu, hampers juga dikaitkan dengan perayaan Lebaran. Mengingat ukuran dari hampers yang besar, Anda dapat menyesuaikan isinya dengan barang atau makanan kesukaan penerima.