JATIMTIMES - Selain buah apel, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi buah kasemek. Bukan kasemek biasanya, kali ini kesemek yang ditawarkan merupakan kasemek glowing. Buah yang diklaim hanya dibudidayakan di Kota Batu.
Pertama kali melihatnya tampilan buah kasemek itu, Dewanti sudah dibuat jatuh hati. Lantaran tampilannya yang tak seperti biasanya berwarna putih atau biasanya disebut seperti menggunakan bedak.
Tetapi buah kasemek yang ditanam di Kota Batu ini buahnya glowing layaknya wajah yang melakukan perawatan. “Jadi terpesona, karena ayu gak bedakan, tapi glowing. Kinclong kayak perawatan sempurna ini banyak tumbuh Di kota Batu lhooo,” ucap Dewanti
“Yang mau sehat, mau berwajah kinclong, hayuuukkk konsumsi kesemek Batu,” tambah Dewanti.
Karena rasa dan tampilan yang menarik, Dewanti pun sempat memesan sebanyak 60 kilogram. Buah tersebut dikirimkan kepada Megawati untuk dikenalkan sebagai salah satu ikon baru di Kota Batu.
Hal tersebut diungkapkan pemuda Desa Tulungrejo, Sudarmono, yang berhasil membudidayakan kasemek glowing di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
“Setelah saya kirimi buah kasemek, bu Wali Kota pesan untuk dikirim ke Bu Mega dan dikenalkan sebagai ikon baru Kota Batu,” ucap Sudarmono yang akrab disapa Momon ini.
Karena tampilannya, buah ini juga menarik perhatian pasar luar daerah. Harganya pun 4 kau lipat dari biasanya. “Karena tampilannya lebih bersih, higienis dan mengkilap,” kata Momon.
Untuk harganya Momon menjual mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kilonya berisi 5-6 buah kategori grade A dan Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu berisi 7-9 buah untuk grade B.
Saat ini buah kesemek produksinya sudah merambah swalayan dengan tujuan Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar di Indonesia. Setiap minggu Momon bisa mengirim hingga dua ton.
Kelebihan buah kesemek glowing dari biasanya adalah bisa bertahan hingga dua Minggu. Sementara buah kesemek pada umumnya hanya dua hari sudah membusuk.
“Kalau di tempat dingin buahnya bisa bertahan dua Minggu. Kalau daerah panas, se-Minggu,” terang Momon.
Dibalik kesuksesannya merambah ke beberapa daerah ada perjuangan yang tak mudah untuk ditempuh selama 7 tahun terakhir.
