Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Lapsus Nasib Mengenaskan Wisata Legendaris Songgoriti (1)

Sudah 3 Tahun Songgoriti Tutup, Air Panas dari Sumber Dibuang ke Sungai

Penulis : Irsya Richa - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

28 - Feb - 2022, 09:31

Kolam air panas yang sebelumnya terisi, kini kosong dengan sekelilingnya ditumbuhi rumput lisr di kawasan Pemandian Air Panas Songgoriti. (Foto: Irsya Richa/MalangTIMES)
Kolam air panas yang sebelumnya terisi, kini kosong dengan sekelilingnya ditumbuhi rumput lisr di kawasan Pemandian Air Panas Songgoriti. (Foto: Irsya Richa/MalangTIMES)

JATIMTIMES - Songgoriti dan Selecta di Kota Batu, Sengkaling di Kabupaten Malang, Tlogomas di Kota Malang. Empat tempat wisata itu dulu destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Malang Raya. 

Empat tempat wisata legendaris  itu selalu ramai dikunjungi sebelum berdiri destinasi-destinasi wisata baru di Malang Raya. Saat ini, meski bertebaran kawasan wisata baru yang menawarkan berbagai fasilitas lebih lengkap, hanya Selecta dan Sengkaling yang tetap mampu menarik banyak pengunjung. 

Songgoriti dan Tlogomas meredup. Tlogomas hanya ramai pengunjung yang ingin menggunakan kolam renang.

Songgoriti, yang mencakup pemandian air panas dan hotel, lebih mengenaskan lagi. Konflik kepemilikan dan tidak adanya pembaruan fasilitas  membuat Songgoriti tidak terawat. Akibatnya, pengunjung enggan datang. 

Untuk berendam di kolam air panas alami, wisatawan lebih memilih Cangar di kaki Gunung Arjuno. Soal menginap pun, wisatawan lebih memilih hotel-hotel lain yang bertebaran di Kota Batu daripada di Hotel Songgoriti.

Bahkan, sudah beberapa tahun, Hotel Songgoriti dan pemandian air panas di kompleks wisata itu tutup. Kondisi tempat wisata legendaris itu pun semakin merana.

Kini, memasuki kawasan hotel dan pemandian air panas Songgoriti di Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, pria-pria yang menawarkan vila memang masih kerap ditemui. Bahkan para makelar vila kerap menghampiri pengendara yang lewat. 

Marketing dengan penawaran langsung ke pengendara seperti itu masih tetap bertahan hingga sekarang dalam bisnis vila. Jika pengendara tidak menginginkan menyewa vila, si makelar akan pergi.

Jalan kawasan Songgoriti kini tetap beraspal mulus. Sebuah lampion bertuliskan Songgoriti menyambut setiap pengunjung yang melintas di sana. Pemandangan perbukitan serta deretan permukiman memanjakan mata para pengunjung.

Sepanjang jalan, suasananya masih asri dengan udara segar. Di tengah  jalan ada lampion berukuran besar bertuliskan "I Love Batu". 

Dulu, memasuki kawasan wisata Songgoriti, pengunjung akan diberi sebuah tiket di loket. Kini loket itu beralih fungsi menjadi pos 4 info vila wisata Songgoriti. Meski sudah dicat berwarna-warni, pos itu seperti tidak difungsikan. 

Sampai di simpang tiga, terdapat sebuah bangunan tua yang tampak tidak terawat. Tulisannya: Hotel Air Panas Alam Songgoriti.

Terlihat sebagian tembok sudah lapuk. Rumput liar juga memenuhi halaman kantor hotel tersebut hingga bagian belakang. 

Di sisi lainnya, terdapat plang bertulisan Songgoriti Wisata Budaya Konservasi Alam. Tulisannya cukup besar. 

Memasuki kawasan Hotel Air Panas Alam Songgoriti, terdapat bangunan Restoran Songgoriti. Namun, kondisinya kosong walau seluruh jendela terbuka. Rumput liar pun terlihat jelas di depan restoran hingga bagian belakang. Cat tembok restoran pun banyak yang mengelupas.

Memasuki kawasan Pemandian Air Panas (PAPA), di  bagian belakang, terlihat kolam. Biasanya kolam itu dipenuhi dengan air panas. Namun, kini kosong tanpa air. 

Air panas kolam ini berasal dari sumber. Lalu ke mana air panas ketika tidak dimanfaatkan? Ternyata air panas dari sumber  dibuang atau dialirkan di sungai.  “Air panas dibuang ke sungai,” kata Ketua Paguyuban Vila Supo 
 Indra Tri Ariyono.

Rumput liar terlihat subur di sela-sela paving dan gazebo di sekitar kolam. Di salah satu sudut bangunan, terdapat tumpukan kursi yang terlihat kotor.

Di kawasan PAPA itu, berdiri Candi Songgoriti. Nasibnya sama dengan hotel dan pemandian air panas. Jika dulu candi itu ramai dikunjungi, kini terlihat sepi.

Saat akan memasuki kawasan Candi Songgoriti, gerbang tertutup. Kaca di pos gerbang tampak sebagian pecah dan berlubang. Dari luar, terlihat di dalamnya sudah tidak lagi dirawat. Rumput-rumput liar tumbuh dengan subur. 

Bukan hanya itu.  Bahkan kawasan pasarnya juga sepi. Hanya didapati dua toko yang buka, seperti toko yang menjual pakaian dan jajanan. 

Di tempat parkir bus maupun di depan Candi Songgoriti, tidak ada kendaraan yang terparkir. 

Ketua Paguyuban Vila Supo Songgoriti Indra Tri Ariyono mengatakan, kondisi seperti itu sudah berlangsung cukup lama. Bahkan sebelum pandemi covid-19. “Kurang lebih PAPA tutup sudah tiga tahun,” kata Indra.

Lantas, apa yang membuat wisata legendaris Songgoriti sepi, tidak terurus, dan kemudian ditutup? Baca edisi kedua:  Perusahaan Pengelola Songgoriti Bangkrut, Sertifikat HGB Malah Diagunkan ke Bank


Topik

Lapsus


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

Sri Kurnia Mahiruni