Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kisah Pilu ABK Asal Kota Batu yang Terombang-ambing di Kapal AS, Saksikan Kelahiran Anak Pertama Dari Panggilan Video

Penulis : Irsya Richa - Editor : Yunan Helmy

29 - Oct - 2021, 18:32

Rani Septi Ridwan istri Ali Akbar Cholid saat bercerita di rumahnya Jalan Arjuno, RT 6 RW 6 Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Jumat (29/10/2021). (Foto: Irsya Richa/MalangTIMES)
Rani Septi Ridwan istri Ali Akbar Cholid saat bercerita di rumahnya Jalan Arjuno, RT 6 RW 6 Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Jumat (29/10/2021). (Foto: Irsya Richa/MalangTIMES)

JATIMTIMES - Rasa rindu ingin bertemu, sedih, hingga jengkel saat ini tengah dirasakan oleh Rani Septi Ridwan, istri Ali Akbar Cholid, ABK asal Kota Batu yang kini masih menanti kejelasan nasib lantaran tertahan di atas kapal MV Voyager di Guam, Amerika Serikat.

Ibu satu anak ini menempati rumah cukup besar bertingkat dua dengan model yang modern di Jalan Arjuno, RT 6 RW 6 Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Tim JatimTIMES pun mengunjungi kediamannya pada Jumat (29/10/2021). Rumahnya tak terlalu jauh dari Alun-Alun Kota Batu. Rumah bergaya modern itu dicat warna cream, perpaduan merah muda, dengan pagar warna hitam.

Rani menyambut dengan mengenakan masker berwarna putih, baju lengan panjang warna hitam dengan celana kotak-kotak, dan dilengkapi hijab warna cokelat. Terdengar suaranya sangat sedih. Matanya berkaca-kaca saat menceritakan nasib suaminya yang sudah 5 bulan tak kunjung pulang.

Disampingnya, Rani ditemani oleh ibu mertuanya (ibu Ali) Luluk Zuraida yang saat itu berpakaian batik, berhijab biru, bermasker dan tengah menggendong anak Ali sambil berdiri. Tentu tidak hanya Rani saja yang bersedih hatinya, melainkan sang ibu yang juga merasakan demikian.

Keinginan mereka saat ini hanya ingin melihat Ali datang dan berkumpul bersama. Ditambah, ada seorang bayi berumur 1,5 bulan yang menanti pelukan dari sang ayah. Apalagi, sejak bayi laki-laki tersebut terlahir belum sama sekali melihat wajah Ali.

Bayi itu bernama Muhammad Akbar Bintang. Dari benua yang cukup jauh, Ali sering mengutarakan kerinduannya untuk kembali dan bertemu dengan keluarga dan anak pertamanya. Kerinduan sungguh tak terbendung untuk segera memeluk bayi mungil itu.

Namun, kejadian yang menimpa Ali membuat Rani harus berjuang melahirkan sang bayi tanpa suami. Rani bercerita, saat ditinggal pergi melaut, saat itu usia kandungannya batub4,5 bulan. Saat itu, Ali sudah memprediksikan dan yakin bisa tetap menemani Rani menjalani persalinan.

Rani pun bercerita jika sejak lulus dari sekolah pelayaran pada 2017 lalu, Ali sering berlayar di kawasan ASEAN. Kemudian pada tahun 2020, Ali dan Rani menikah. Untuk pertama kalinya, Ali meninggalkan Rani yang saat itu sedang hamil.

Sayangnya, nasib yang dialami Rani dan Ali saat ini tidak jelas. Saat ini pun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama bayinya, Rani hanya bisa menggantungkan hidup kepada ibu mertuanya.

“Sejak suami berangkat ke sana gak ada penghasilan sama sekali. Kebutuhan seperti popok, susu, semua dari ibu,” ucap Rani dengan nada sedih.

“Sudah lima bulan terakhir ini kami tidak bisa bertemu. Kasihan hidup suami saya harus di atas kapal, tidak boleh turun ke daratan,” ungkap Rani. 

Untuk bisa mengungkapkan rasa rindu kepada suaminya itu, Rani mengandalkan komunikasi melalui telepon, video call, atau chatting.

Untungnya, di sana ada satu jaringan wifi yang dimanfaatkan oleh 9 ABK. Ada kalanya terkendala signal, karena dimanfaatkan bersama-sama.

“Komunikasi kami lewat telpon, sering kali yang ditanyakan kabar anak karena belum bertemu,” tambah Rani.

Rani pun penuh harapan agar Ali bisa segera bisa pulang. Upaya mengirimi surat kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Ali bersama teman-teman maupun Pemkot Batu bisa membuahkan hasil nantinya.

“Semoga enggak PHP, semoga bisa diproses,” terang Rani.

Selama itu pula, Rani juga telah mencari berbagai cara, termasuk dengan meminta bantuan anggota DPRD Provinsi. Namun, belum membuahi hasil.

“Kami bahkan juga sudah meminta bantuan kepada kerabat dan anggota DPRD Provinsi. Tapi ya belum ada kejelasan pasti,” terang Rani.

Sementara itu, Luluk Zuraida menambahkan, selama Ali berangkat terus diselimuti perasaan kurang enak. Saat berkomunikasi di sana, Ali pun tidak pernah menceritakan rasa dukanya.

“Mungkin Ali tidak mau keluarga di rumah jadi kepikiran,” terang Luluk sambil menggendong anak Ali.


Topik

Peristiwa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

Yunan Helmy