JATIMTIMES -Shalawat memang nampak seperti amalan yang sederhana. Akan tetapi, ternyata Shalawat banyak keistimewaannya. Salah satu keistimewaannya adalah, Nabi Muhammad bisa mengetahui umat yang bershalawat meskipun beliau sudah tak ada lagi di dunia.
Lalu bagaimana Rasulullah Saw bisa mengetahui hal tersebut? Siapa yang turut andil menyampaikan shalawat tersebut kepada Rasulullah? Dan seperti apa sebenarnya keistimewaan bershalawat?
Ya, dari channel Islam Populer dijelaskan, jika keistimewaan lainnya adalah disediakan syafaat bagi orang yang bershalawat. Hal ini dijanjikan seperti halnya dalam hadits.
Dari Abdullah bin Umar, ia mendengar Rasulullah bersabda, "jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan muadzin. Kemudian bershalawat kepadaku. Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya 10 kali. Lalu mintalah kepada Allah wasilah untukku, karena wasilah adalah tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan, melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barangsiapa memohon untukku wasilah, maka ia akan mendapatkan syafaat".
Rasulullah sangat senang sekali ketika umatnya bershalawat. Sebab, umat tersebut akan mendapatkan syafaat yang kemudian sampaikan Jibril kepada Rasulullah. Sahabat Abu Thalhah meriwayatkan, "suatu hari, aku menemui Rasulullah dan wajahnya begitu ceria. "Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat kau seperti hari ini yang sangat senang dan tampak sangat gembira".
Rasulullah menjawab, "bagaimana aku tidak gembira Jibril AS menemuiku. Ia mengatakan, "wahai Rasulullah SAW, siapa saja di antara umatmu yang bershalawat di kepadamu sekali, niscaya itu dicatat sebagai 10 kali kebaikan, 10 catatan keburukannya dihapus dan derajatnya diangkat 10 tingkat. Malaikat yang mendengar shalawatnya, juga mendoakannya seperti shalawat yang dibaca. Pada lafal lain, semoga Allah membalasnya seperti shalawat yang dibaca". (HR At Thabrani)
Shalawat begitu istimewa dan disebutkan dalam Al-Qur'an. "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS Al Ahzab 56).
Rasulullah pernah ditanya mengenai ayat tersebut, hal tersebut sempat diabadikan Imam Thabarani dalam Tafsir Ibnu Katsir. Rasulullah bersabda, "hal itu termasuk perkara yang dirahasiakan seandainya kalian tidak menanyakan kepadaku, tentu aku tidak akan menceritakannya kepada kalian. Sesungguhnya Allah telah menegaskan dua malaikat kepadaku, tidak sekali-kali namaku disebutkan di hadapan seorang hamba muslim. Lalu ia mengucapkan shalawat untukku, melainkan kedua malaikat itu mendoakannya. Semoga Allah memberikan ampunan bagimu. Dan Allah serta para malaikat lainnya menjawab doa kedua malaikat itu dengan ucapan, 'amin'.
Meskipun Rasulullah telah meninggal, namun ruh mereka masih berada di alam barzah. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda, "(Ruh) para nabi hidup di kubur mereka, mereka salat" (HR Imam Al Bazzar, iman Abu Ya'la dan lainnya).
"Tidaklah salah seseorang mengucapkan salam kepadaku, kecuali Allah mengembalikan ruh ku sampai aku bisa membalas salam kepada orang tersebut" (HR Abu Dawud, Thabrani dan Al Baihaqi).
Bukan hanya dicatat, shalawat yang dibaca oleh umat juga akan dibalas langsung oleh Rasulullah. "Barangsiapa bershalawat kepadaku, maka shalawatnya sampai kepadaku dan aku akan bershalawat kepadanya dan ditulis baginya selain itu 10 kali kebaikan" (HR Thabrani).
Shalawat yang dibacakan oleh umat, akan disampaikan oleh malaikat kepada Rasulullah. Malaikat yang menjadi penghubung dan penyampai shalawat tersebut adalah malaikat Sayyahin. Mereka merupakan malaikat yang diutus Allah untuk berjalan-jalan di bumi dan khusus untuk mencari orang-orang yang bershalawat. Hal ini juga telah diabadikan dalam hadits.
"Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang berjalan di muka bumi dan menyampaikannya salam kepadaku dari umatku" (HR Ahmad, An Nasa'i, Ibnu Hibban, ath Thabrani, Al Hakim dan yang lainnya).