Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba-Serbi

Tak Disadari, Ternyata ini Posisi Duduk yang Dimurkai Allah SWT

Penulis : Desi Kris - Editor : Yunan Helmy

20 - Sep - 2021, 13:54

Ilustrasi (Foto: gaellescarpe.com)
Ilustrasi (Foto: gaellescarpe.com)

JATIMTIMES - Islam tidak hanya mengatur mengenai salat, zakat, atau pun ibadah-ibadah lainnya. Islam juga mengatur berbagai adab kehidupan. 

Salah satunya yakni tentang cara duduk seseorang. Ternyata, Allah SWT murka kepada orang yang duduk dengan posisi tertentu. 

Allah SWT tidak suka pada orang yang meletakkan tangan kirinya ke belakang kemudian dijadikan sandaran, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. Dari Syirrid bin Suwaid RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Rasulullah pernah melintas di hadapanku sedang aku duduk seperti ini, yaitu bersandar pada tangan kiriku yang aku letakkan di belakang. Lalu baginda Nabi bersabda ‘Adakah engkau duduk sebagaimana duduknya orang-orang yang dimurkai?” (HR. Abu Daud).

Menurut hadist tersebut orang yang dimurkai tersebut ditujukkan kepada orang Yahudi. Namun menurut Abu al-Tayyib Muhammad Syams al-Haqq penulis kitab aunul ma’bud ungkapan itu tidak hanya mengarah kepada orang kafir namun juga orang sombong, ujub dan orang yang sering melakukan kemaksiatan.

Syekh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan bahwa duduk dengan posisi tersebut tidak hanya terlarang di masjid namun juga di luar masjid. Sebagian ulama menghukumi duduk seperti itu adalah makruh, namun Syekh Abdul al-Abbad mengatakan bahwa itu haram.

Dalam kitab Syarh Sunan Abu Daud, makruh dijelaskan tentang maknanya. 

“Makruh dapat dimaknakan juga haram. Dan kadang makruh juga berarti makruh tanzih (tidak sampai haram). Akan tetapi dalam hadist disifati duduk semacam ini adalah duduk orang yang dimurkai maka ini sudah jelas menunjukkan haramnya.”

Saat mendengarkan khutbah Rasulullah SAW melarang umatnya untuk duduk memeluk lututnya.

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Humaid Ar Razi dan Abbas bin Muhammad Ad Duri keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Abdurahman Al Muqri dan Sa’id bin Abu Ayyub telah menceritakan kepadaku Abu Marhum dari Sahl bin Muadz dari ayahnya bahwasannya Nabi SAW melarang dari duduk ihba’(duduk dengan mengatakan kedua lutut di dada) pada hari (khutbah) Jum’at, sewaktu imam berkhutbah. ” (HR. Tirmidzi).

Mengenai hal itu sebagaimana ulama menghukuminya makruh dan sebagain lainnya memberikan keringanan salah satu yang memberikan keringanan dan membolehkannya adalah Abdullah bin Umar. Saat salat kita dilarang untuk duduk menyerupai cara duduknya anjing, hal itu sesuai dengan hadist.

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam telah menceritakan kepada kami Syarik dari Yazid bin Abi Ziyad dari mujahid dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kepadaku dengan tiga perkara dan melarangku dari tiga perkara: Beliau memerintahkanku dengan dua rakaat dhuha pada setiap hari, witir sebelum tidur, dan puasa tiga hari pada setiap bulannya. Dan melarangku mematuk (dalam shalat) seperti ayam mematuk, duduk seperti duduknya anjing dan menoleh seperti berpalingnya serigala.” (Musnad Ahmad).

Duduk seperti ini dilarang saat salat, namun diluar salat dibolehkan karenanya para ulama membahasnya dalam konteks larangan salat menyerupai perilaku binatang yang sunnah itu melakukan duduk Ifa yaitu pantat bertumpu pada betis dan tumit. Pantat tidak menyentuh lantai layaknya duduk diantara 2 sujud.

Posisi duduk dan bersandar yang bisa dilakukan adalah mencontoh Rasulullah SAW. Rasulullah pernah duduk dan bersandar dengan beberapa posisi yang pertama yakni lutut diangkat sehingga menempel ke perut, hal tersebut sesuai hadist.

Dari Qailah binti Makhramah meriwayatkan, "Qailah melihat Rasulullah SAW di dalam masjid, beliau sedang duduk dengan lutut diangkat menempel ke perut. Qailah berkata, ‘Ketika aku melihat Rasulullah duduk dengan sangat khusyu’ , aku gemetar karena takut." (HR Abu Dawud).

Kedua, Rasulullah SAW pernah duduk dengan menekuk lutut. Dari Abu Sa’id al-Khudri RA meriwayatkan, "Di dalam masjid, Rasulullah duduk memeluk lutut dengan punggung kakinya diikat baju." (HR. Baihaqi)

Untuk posisi bersandar, Rasulullah pernah bersandar pada bantal. Hal itu juga sesuai dengan hadist.

Dari Jabir bin Samurah RA meriwayatkan, "Aku melihat Rasulullah bersandar ke bantal di sisi kiri tubuh beliau." (HR. Tirmidzi)

Sudah sepatutnya kita menjauhi hal-hal yang dilarang demi kebaikan diri sendiri, sesuai dengan firman Allah SWT.

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur:63)


Topik

Serba-Serbi


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Yunan Helmy