MALANGTIMES - Ketua Jami'iyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah (JATMAN), Habib Luthfi bin Yahya hadir di tengah-tengah berlangsungnya sesi panel terakhir pelaksanaan International Confrence of Islamic Scholars (ICIS) ke-4 hari kedua, Selasa (24/11/2015).
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Ia langsung dipersilakan memberikan sambutan kepada para tamu-tamu penting yang hadir di ruang Auditorium lantai 5, Gedung Soekarno, UIN Maulana Malik Ibrahim. Habib Luthfi memberikan pandangannya mengenai pentingnya berpikiran moderat untuk membangun bangsa lewat Thariqah.
"Mari kita bangun bangsa Indonesia dengan Thariqah, bukan pedang perang yang diangkat, tapi 'pedang' intelektual untuk menghasilkan Ilmuwan," ujarnya.
Menurutnya, Indonesia terlalu banyak memikirkan hal-hal tidak penting sehingga jauh tertinggal negara-negara barat.
"Di negara kita ribut masalah khilafiyah, mulai dari qunut, tahlil, maulud, kita ternina bobokan dengan masalah seperti itu," terangnya.
Habib Luthfi menambahkan, berfikir moderat adalah tuntutan perkembangan zaman yang harus diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
"Quran adalah sumber dan gudang ilmu pengetahuan, kita perlu sumber daya manusia yang siap untuk menguak mutiara-mutiara terpendam dalam Quran," pungkasnya.
Sebelum memberikan sambutan, Syekh Fadil Al Jaelani membelitkan sorban dan memberikan kitab-kitab karangan Syeikh Abdul Qadir Jaelani kepada Habib Luthfi sebagai bentuk penghormatan pemimpin Thariqah.
Hadir pula dalam sesi panel terakhir ini yakni Prof Dr. KH. Abdul Hadi, MA (Indonesia), Syeikh Jibril Al Hadad (Brunei Darussalam), Habib Zeid Abdurrahman Husein bin Yahya (Yaman). Tema yang disampaikan dalam sesi ini yakni 'The Challenge of International Sufi in the Global World Order'. (*)