Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba-Serbi

RA Kartini, Pahlawan Emansipasi Wanita Bersuamikan Orang Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

21 - Apr - 2021, 16:49

Raden Mas Arja Adipati Singgih Djojo Adhiningrat (kanan) dan Raden Ajeng Kartini.(Foto : Ist/digitalcollections.universiteitleiden)
Raden Mas Arja Adipati Singgih Djojo Adhiningrat (kanan) dan Raden Ajeng Kartini.(Foto : Ist/digitalcollections.universiteitleiden)

BLITARTIMES - Tidak banyak yang tahu, selain punya ikatan dengan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pejuang emansipasi wanita yakni Raden Ajeng Kartini Sosroningrat ternyata memiliki ikatan yang kuat dengan Blitar, sebuah kota kecil di Jawa Timur.

Ada seorang laki-laki hebat dibalik sepak terjang perempuan yang hebat. Peribahasa ini nampaknya ada dalam kehidupan RA Kartini. Seperti yang tertulis dalam sejarah, tokoh yang terkenal dengan panggilan Ibu kita Kartini itu diketahui merupakan istri dari  Bupati Rembang Raden Mas Arja Adipati Singgih Djojo Adhiningrat.

Namun demikian, masih jarang publik mengetahui, jika Bupati Singgih berasal dari Blitar. Ya, Bupati Singgih adalah putera dari Patih Kabupaten Blitar Raden Ngabehi Bawadiman Djojodigdo. Singgih lahir pada 2 Maret 1854 di rumah Patih Djojodigdo di Blitar.

Rumah tempat kelahiran Bupati Singgih masih utuh berdiri dan bisa ditemui saat ini. Rumah tersebut berasitektur Jawa klasik dengan gaya bangsawan. Lokasinya berada di Jalan Melati Kota Blitar. Rumah tersebut ramai dikunjungi orang. Mereka yang berkunjung rata-rata adalah kaum pecinta sejarah. Rumah yang kini bernama Pasanggrahan Djojodigdo tersebut  menjadi petilasan RA Kartini di Kota Blitar.

“Kepala daerah Rembang yang memiliki nama lain Raden Mas Arja Adipati Singgih Djojo Adhiningrat adalah putra ketiga dari Raden Ngabehi Bawadiman Djojodigdo, patih yang mendampingi Kanjeng Adipati Haryo Warsokusumo memimpin Kabupaten Blitar tahun 1877-1896 Masehi. Hingga sekarang tempat asal Bupati Rembang masih berdiri kokoh dan terawat di sekitar jantung Kota Blitar, tempat itu bernama Pesanggrahan Djojodigdo,” ungkap Sejarawan Blitar, Ferry Riyandika kepada BLITARTIMES, Rabu (21/4/2021).

RA Kartini gigih berjuang memperjuangkan emansipasi wanita. Cita-cita luhurnya adalah melihat perempuan pribumi menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang ini. Menurut Ferry, selama hidupnya, Kartini dikenal sebagai sosok yang tak canggung bergaul meski berasal dari golongan ningrat di Jepara.

“Walaupun hidupnya sangat berkecukupan dan termasuk jajaran priyayi ningrat di Jepara, tidak membuat RA Kartini canggung bergaul. Dia dikenal selalu berbaur bersama golongan pribumi, terutama kepada kaum hawa. Demikian di Kabupaten Rembang ketika diambil istri oleh Raden Mas Tumenggung Djojoningrat pada akhir tahun 1903 Masehi,” terangnya.

Dari pernikahannya, Raden Mas Arja Adipati Singgih Djojo Adhiningrat dan Raden Ajeng Kartini dikarunia seorang putra yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat. Beberapa hari setelah melahirkan putranya, Ibu Kartini yang berusia 25 tahun menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 17 September 1904 Masehi, di pangkuan suami tercinta.

Selama perkawinannya dengan Bupati Rembang, RA Kartini dikenal memiliki semangat membara memperjuangkan hak-hak wanita pribumi dengan membuka sekolah keterampilan.  Begitu pula sebaliknya, Raden Ajeng Kartini segenap jiwa raga setuju akan usaha suaminya yang berasal dari Blitar untuk memperbaiki taraf kehidupan rakyat yang semakin memprihatinkan. Paling krusial adalah, Kartini dan suaminya menentang keras bahkan berusaha memberantas perdagangan candu yang sudah merebak di Rembang.

 “Baginya, barang tersebut (perdagangan candu) semakin memperburuk kondisi moral dan perekonomi masyarakatnya namun memperkuat pemasukan kas negara pemerintahan Hindia Belanda. Kesemuanya itu berkat usaha kedua sosok yang saling memberikan dukungan. Ditunjang pemikiran dan wawasan yang luas membuat nama figur publik ini semakin menggema di seluruh pelosok negeri hingga sekarang. Semangat untuk menerangkan, memantaskan, dan mementaskan rakyat yang terpuruk dalam kegelapan,” pungkas Ferry.


Topik

Serba-Serbi


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy