MALANGTIMES - Paparan bunga megah mengelilingi area wisata Batu Love Garden (Baloga) sejak resmi dibuka untuk umum pada pertengahan bulan Desember 2020 lalu menyita perhatian publik.
Tapi, siapa sangka, kreasi bunga di tempat wisata yang berada di desa Pandanrejo, kecamatan Bumiaji Kota Batu ini dibuat oleh sosok yang antipati dengan bunga. Dekorator bunga Baloga dibuat oleh seorang buta warna.
Baca Juga : Kisah Para Penyihir di Samro' Rusia yang Masuk Islam, Bermula Dari Rasa Kagum
Ya, Louis Liang, Dekorator Bunga di Baloga ini menceritakan kisah hidupnya. Kekurangan yang dimilikinya itu diketahuinya saat ia menginjak usia 17 tahun.
Di mana, kala itu ia yang bercita-cita menjadi seorang penerbang atau pilot harus pupus, lantaran saat tes SIM didapati jika dirinya tak mampu menyebutkan warna.
"Bicara apapun yang berkaitan dengan warna, saya punya trauma sendiri. Ketika cita-cita saya dari kecil itu seorang pilot, tapi saya gagal karena di mata saya. Kekurangan saya adalah melihat warna. Ketika itu saya baru tau kalau saya buta warna," ungkapnya.
Namun, Louis tak putus asa, ia bersyukur dibalik kekurangannya itu Tuhan memberinya talenta talenta lain salah satunya bermusik. Hingga akhirnya ia menjadi musisi, di mana profesi ini tak perlu melihat warna, seperti partitur nada yang yang hanya ada hitam diatas putih.
"Tapi karena cita cita saya jadi pilot pupus, jadi Tuhan benar-benar memberikan saya bakat lain sebagai musisi. Dan ternyata tak perlu warna, saya mencontohkan partitur nada, kalau kita lihat partitur itu hanya ada hitam diatas putih," kata seniman yang juga seorang dosen itu.
Kemampuan sebagai seniman tak ia hentikan di situ saja. Apalagi, di masa pandemi covid-19 ini, yang mana bagi Louis hal ini seakan menjadi berkah dan tantangan tersendiri. Setiap orang dituntut untuk berinovasi, salah satunya menerima tantangan yang ditawarkan Baloga untuk membuat dekorasi bunga.
Meski, diakui Louis, dirinya dulu sama sekali tidak menyukai bunga jenis apapun. Namun, kini kreasi yang dibuatnya menjadi pusat perhatian di tempat wisata ini.
"Pandemi covid ini membuat semua orang harus beralih fungsi, termasuk saya. Dengan menemukan passion baru, menjadi seorang dekorasi bunga. Dimana sebelumnya saya sama sekali tak menyukai bunga, apalagi kata orang bunga itu penuh warna, dan di Baloga ini saya menjadi tantangan tersendiri buat saya," jelasnya.
Lantas, seperti apa cara Louis dengan kekurangan itu dalam mendekorasi bunga-bunga menjadi kreasi yang begitu indah dan cantik?
Dikatakan Louis, ia memanfaatkan platform digital untuk pembelajaran mengkreasikan bunga menjadi beraneka bentuk tatanan taman. Mulai dari bentuk cinta, hewan, hingga aneka tumbuhan lainnya.
Baca Juga : Bukan Hanya Sinetron, Kisah Jin dan Jun Ternyata Nyata dan Dialami Ahli Ibadah ini
Hal ini ia nilai sebagai anugerah yang luar biasa untuk segala kreasi yang diciptakannya itu. "Melihat banyak sekali rangkaian bunga di sini dengan beragam warna, bagi anda mungkin biasa saja. Namun bagi saya itu sesuatu hal yang luar biasa," terangnya.
Nah, ketika mulai memadu padankan warna, seniman buta warna ini selalu bertanya kepada tim. Agar perpaduan warna antara bunga satu dan lainnya bisa terlihat sangat menarik. Sebab, warna yang diketahuinya hanyalah warna dasar hitam dan putih.
"Kata orang warna dasar di dunia ini ada beragam, ada warna merah hijau kuning jika dicampur bisa menghasilkan banyak warna. Ketika saya memadu padankan warna saya sering bertanya, semisal warna biru itu cocok disandingkan dengan warna apa dan sebagainya," ujar pria 36 tahun itu.
Bagi Louis, disetiap menciptakan karya dekorasi bunga harus ditekankan 3 prinsip. Ketiganya yakni, unsur estetik, konsep dan tema.
"Bagi saya yang tidak paham dengan warna , saya itu selalu mencari satu karya dengan melibatkan unsur estetik dan temanya. Temanya apa lalu saya cari konsepnya setelah itu saya milih jenis bunga yang cocok, kemudian dikombinasikan warnanya," imbuhnya.
Ia pun bangga, keindahan Baloga yang bisa dinikmati oleh setiap pengunjung ini sebagian besar hasil dari kebebasan berekpresi membuat kreasi bunga. Hal ini pula yang diyakininya untuk setiap orang jangan pernah berputus asa.
"Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan di dunia ini asal kita mau. Saya senang, Baloga memberi wewenang apapun yang saya lakukan. Tema, konsep, jenis rangkaian bunga apapun bisa saya buat. Karena wadah penting bagi seniman seperti saya, karena seniman apapun itu tidak bisa didikte, dintimidasi, seorang seniman itu datang dari dalam hatinya," pungkasnya.