MALANGTIMES - Pasar Baru Kota Probolinggo yang menampung 541 pedagang mendesak untuk mendapat perhatian dari Pemerintah Kota. Kondisi pasar yang kurang layak karena penataan yang tidak rapi menyebabkan para pedagang tidak mendapat tempat di dalam pasar yang akhirnya menggelar dagangan mereka diluar pasar dan mengakibatkan kemacetan. Kurangnya lahan parkir juga menambah kondisi pasar yang kurang ideal.
Pada akhirnya, tahun 2015 Pemerintah Kota Probolinggo melakukan proyek revitalisasi Pasar Baru Kota Probolinggo. Hal ini diharapkan agar fungsi pasar dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya, pasar yang ideal dapat membantu meningkatkan roda perekonomian masyarakat Kota Porbolinggo sehingga pasar tradisional tidak ditinggalkan oleh masyarakat.
Baca Juga : Inovatif, Lima Mahasiswa UM Ini Ciptakan PresToMatik untuk Pembuatan Tahu
Namun, proyek tersebut tidak berjalan dengan baik dan semestinya. Banyak sekali hambatan dan masalah yang terjadi. Hingga penghujung tahun 2020, proyek besar revitalisasi Pasar Baru Kota Probolinggo tak kunjung selesai.
Pada tahun 2017, banyak pedagang yang mengeluhkan pembangunan bedak atau los yang ditempatkan pada sepanjang ruas jalan Jl. Niaga (Jl. Cuk Nyak Dien) dan menutupi kios sebelah timur sehingga mempersempit jalan, pembangunan tersebut hanya akan menambah kemacetan dan menyulitkan para pedagang untuk bongkar/muat barang dagangan. Keadaan ini bisa saja akan mematikan usaha kios sebelah timur karena kiosnya tertutup dan menyulitkan pembeli untuk masuk. Seharusnya dengan persiapan yang matang dan memperhatikan kondisi pasar dengan sebaik-baiknya pembangunan bedak ini kurang tepat jika diletakkan pada sepanjang jalan. Proyek yang rencananya menyerap anggaran sekitar Rp 900 juta ini diharapkan bisa lebih dipertimbangkan kembali.
Masalah lain muncul di tahun 2019, bangunan rangka yang sudah berdiri, roboh dan mengakibatkan 7 pekerja luka – luka. Robohnya konstruksi ini diakibatkan karena human error, penyangga yang seharusnya dari besi digantikan dengan kayu sehingga tidak kuat menahan beban cor. Lemahnya pengawasan dan sarana yang digunakan kurang lengkap dapat menyebabkan hal ini terjadi serta kurangnya jaminan keselamatan kerja dari kontraktor juga menjadi alasan 7 pekerja mengalami luka.
Pasar ini sebenarnya terletak pada lokasi yang strategis karena diapit oleh empat ruas jalan yaitu Jl. Panglima Sudirman, Jl. Pahlawan, Jl. Siaman dan Jl. Niaga. Hal ini seharusnya menjadi kesempatan besar untuk Pasar Baru Kota Probolinggo menjadi pasar yang ideal dan dapat bersaing dengan pasar modern jika proyek besar ini segera terselesaikan.
Sampai saat ini kondisi pasar belum dapat dikatakan membaik, diharapkan untuk Pemerintah Kota Probolinggo memberikan perhatian yang besar pada proyek revitalisasi yang sudah berjalan selama kurang lebih 5 tahun karena para pedagang menggantungkan hidupnya pada pasar ini.
-----------------------------------
Dita Ayu Lutfiana
Mahasiswi Akuntansi Semester 5 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang