MALANGTIMES - Amerika Serikat sudah sejak pertengahan Desember 2020 melakukan vaksinasi covid-19 untuk warganya. Banyak cara yang diterapkan untuk pemberian vaksin itu. Salah satunya sisitem drive thru yang jauh dari kesan ribet.
Seperti yang dilihat dalam video yang beredar, warga dengan mengendarai mobil antre pemberian vaksin covid. Termasuk seorang pria dan perempuan.
Baca Juga : Begini Cara Pria Asal Malang Rakit Galon untuk Menyeberangi Lautan
Saat mengantre, pria tersebut disambut dengan baik oleh seorang perawat. Sebelum disuntik vaksin, perawat memintanya untuk menunjukkan ID atau daftar nama.
Setelah perawat memverifikasi ID, pria tersebut akhirnya mendapatkan suntikan vaksin covid-19. Dengan duduk di mobil dan kaca samping depan dibuka, perawat memberikan suntikan vaksin melalui lengan pria tersebut.
Dalam video berdurasi 1.30 menit tersebut, antrean pemberian vaksin covid-19 di Amerika dengan sistem drive thru aman dari kerumunan.
Sebelumnya diketahui, setelah menyetujui penggunaan darurat vaksin covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech, otoritas memulai vaksinasi pada Senin 14 Desember 2020.
Pemerintah AS pun mendistribusikan tiga juta dosis vaksin virus corona Pfizer-BioNTech ke seluruh negara bagian pada pekan tersebut.
Gustave Perna, penanggung jawab program vaksinasi Operation Warp Speed, memastikan bahwa vaksin didistribusikan dengan aman. "Saya sangat yakin, 100 persen, bahwa kami mampu mendistribusikan komoditas berharga ini dengan aman," kata dia.
Baca Juga : Selain 12 Terbaik, Semua Peserta Giveaway Dapat Voucher
Perna mengatakan, distribusi vaksin virus corona dilakukan secara bertahap. Tiga juta dosis yang didistribusikan itu merupakan bagian dari tahap awal vaksinasi covid-19 di AS. "Kami tidak akan berhenti sampai setiap warga Amerika mendapat akses vaksin," ujar dia.
Otoritas kesehatan AS memprioritaskan petugas kesehatan dan penghuni panti jompo sebagai penerima vaksinasi tahap pertama.
Selain di Amerika Serikat, vaksin Pfizer juga telah mendapat persetujuan penggunaan darurat dari otoritas kesehatan di Inggris, Kanada, Bahrain, Meksiko, dan Arab Saudi.
