MALANGTIMES - Libur panjang akhir tahun 2020 cukup berdampak untuk wisata di Kota Malang. Salah satunya, Kampung Warna-Warni Jodipan. Jelang tutup tahun, pengunjung sangat sepi. Penyebabnya, bisa jadi karena kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Meski demikian, pengawasan wisatawan dalam menerapkan protokol kesehatan tetap dilakukan di wilayah tersebut. Pihak pengelola menyiapkan petugas khusus yang akan berkeliling untuk mengingatkan agar wisatawan selalu pakai masker dan jaga jarak sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Baca Juga : Angka Kunjungan ke Tempat Wisata di Kota Batu Menurun Tajam
"Wong sepi, jadi nggak ada yang gerombol-gerombol. Tapi kalau ada yang gerombol ya ada yang mengarahkan. Jadi ada Guide untuk memisah kerumunan itu, kalau selfie nggak pakai masker sebentar nggak apa-apa, kalau sudah ya balik lagi pakai masker," ungkap salah satu pengurus Kampung Warna Warni Jodipan, Cak Tofa.
Terkait dengan pengetatan akses wisatawan yang ke Kota Malang harus menunjukkan bukti hasil Rapid Test, pihak pengurus Kampung Warna-Warni Jodipan tidak menerapkan hal itu di area wisata.
Melainkan, mengetatkan penerapan 3M (Mencuci tangan di air mengalir dan pakai sabun, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak). Alasan hal itu dilakukan karena, lagi-lagi kunjungan wisatawan yang sepi. "Sementara ini nggak ada sampai Rapid Test, yang penting penerapan 3M saja masihan," imbuhnya.
Hingga saat ini, kunjungan wisata di kawasan tersebut menurun di kisaran 50 persen. Angka penurunan ini cukup drastis, mengingat di tahun lalu saat musim libur panjang kawasan Kampung Warna-Warni Jodipan penuh dengan wisatawan luar daerah dan mancanegara.
"Dibanding tahun lalu sebelum ada pandemi itu sesepi-sepinya masih ada kunjungan, tapi sekarang sudah jarang. Paling juga sama-sama takut masihan, penurunan hampir 50 persen. Liburan tahun sebelumnya ramai sekali pas liburan Nataru, banyak wisatawan dari luar kota," ungkapnya.
Namun, untuk upaya menekan angka kasus Covid-19, pihak pengelola tidak mempermasalahkan adanya aturan pengetatan. Yang paling penting dikatakan Tofa, hal tersebut untuk keamanan dan keselamatan bersama. "Ya bagaimana ya sudah peraturannya seperti itu ya kita patuhi saja, manut saja. Demi keamanan dan keselamatan bersama. Kita rencana mau ada acara malam tahun baru, tapi karena ada SE Walikota itu ya semuanya dicancel," terangnya.
Baca Juga : Raperda Desa Wisata, DPRD Batu Atur Ketentuan Dibentuknya Badan Promosi Pariwisata
Lebih jauh, pandemi Covid-19 juga berimbas pada penurunan pendapat warga di kawasan tersebut. Namun, kata Tofa hal itu dirasakan masyarakat dengan pasrah.
Jika dalam sehari sebelum datangnya pandemi, setiap warga mampu mendapat penghasilan antara Rp 300-500 ribu, kini hal itu turun drastis.
Pihaknya hanya berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir. Sehingga roda perekonomian warga di kawasan Kampung Warna-Warni Jodipan bisa kembali berjalan.
"Dari kita ya pasrah saja, sudah wayahe sepi ya sepi. Harapan kita sih ya, pandemi segera berlalu, ndang ngaleh sing adoh (cepat pergi yang jauh). Roda perekonomian juga bisa membaik, sama-sama bisa menjalani kehidupan normal seperti biasanya. Sekarang per orang saja Rp 100 ribu ga ada, Rp 30-Rp 50 ribu saja untung-untungan pendapatan itu," tandasnya.