MALANGTIMES - Eks narapidana terorisme (napiter) Syahrul Munif mengusung “hidup baru”. Dia berkeinginan menjadi pembicara tentang wawasan kebangsaan kepada mahasiswa atau anak sekolah agar tidak terpapar radikalisme atau ikut dalam jaringan terorisme.
Syahrul sebelumnya pernah tergabung dengan organisasi Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Namun, kini dia sudah bertaubat dan mampu berkumpul di tengah masyarakat sembari membuka bisnis.
Baca Juga : Bantu Report! Beredar Akun Instagram yang Isinya Menghina Rasulullah
Saat bertemu dengan motivator Aqua Dwipayana, Syahrul mengatakan bahwa keinginannya untuk menjadi pembicara atau motivator tentang kebangsaan. "Kalau bicara tentang kebangsaan, mungkin orang lebih percaya ke saya daripada (maaf) ke Pak Aqua karena saya pernah mengalami sendiri," kata Syahrul yang sebelumnya dianggap sebagai bagian kelompok Abu Jandal.
Sementara, Aqua Dwipayana menganggap keinginan Syahrul adalah langkah yang baik karena biza menyelamatkan generasi muda Indonesia dari ancaman rekrutmen teroris. Bahkan pria yang pernah menjadi jadi wartawan ini mengaku senang dengan perubahan sikap eks napiter yang saat ini tengah berupaya membuka usaha tersebut.
"Saya mulai interest sekarang ini dan saya sudah bicara dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), dalam hal ini deputi 1. Ke depannya saya akan banyak bersentuhan dengan napiter, akan dibuatkan program," kata Aqua.
"Contoh Syahrul ini. Dari cara bicaranya, dia intelektual, sangat bagus. Maka dari itu dia dijadikan koordinator oleh teman-temannya yang saat ini sedang membuka usaha karena memang dia punya potensi," imbuhnya.
Baca Juga : Ikut WBBM, Polresta Malang Kota Dinilai Internal Mabes Polri dan Polda Jatim
Aqua nerharap masyarakat bisa merangkul eks napiter. Hal itu didasari karena stigma negatif yang pernah diciptakan saat ini sudah tiada dan berubah menjadi sebuah ide kreatif dalam bentuk membuka bisnis.
"Lupakan masa lalunya. Mungkin bagi masyarakat, itu kelam atau negatif. Justru dengan mereka mengoptimalkan karya dan semangatnya, akan bisa mengubah stigma. Memang butuh waktu tapi mereka harus bisa. Saya harap semakin banyak masyarakat yang bisa merangkul mereka. Jangan menimbulkan stigma negatif lagi. Mereka memang salah, kenapa salah? Ya pernah dihukum, tapi mereka sudah taubat, dan mereka sekarang memulai hidup baru," ungkapnya.