Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Budiman Sudjatmiko Ungkap Sosok Lain yang Layak Jadi Pembela Muslim di Prancis

Penulis : Desi Kris - Editor : Nurlayla Ratri

02 - Nov - 2020, 18:20

Placeholder
Budiman Sudjatmiko (Foto: Suara)

MALANGTIMES - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menimbulkan kontroversi dari berbagai pihak. Di saat banyak perlawanan dari kaum muslim di Indonesia terkait polemik ini, politikus Budiman Sudjatmiko memiliki pandangan berbeda.  

Budiman justru menilai jika kasus pemenggalan guru sejarah oleh muridnya karena menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW bukanlah representasi dan aksi membela Nabi.  

Baca Juga : Boikot Produk Prancis, Warga yang Diduga dari Kota Malang Ini Buang Aqua di Tengah Jalan

 

Melalui akun Twitternya, Budiman mengaitkan dengan kasus tentang pemenggalan dengan ISIS yang menganggap mewakili Islam padahal mayoritas umat Islam membantah.  

"Jika kamu selama ini membantah saat ISIS memotongi leher orang-orang lain itu mewakili Islam, jangan juga kamu mengangkat pemuda-pemuda yang memenggal guru maupun jemaah gereja di Prancis sedang membela Nabinya umat Islam," tulis Budiman di akun Twitternya @budimandjatmiko, Minggu (01/11/2020).

 

 

Lebih lanjut, Budiman menganggap bukan pemuda-pemuda pemenggal kepala itu yang layak diangkat jadi pembela Islam melainkan tokoh bernama Mohammed Moussaoui.

"Yang lebih layak jadi pembela Muslim di Prancis adalah Mohammed Moussaoui (Ketua Dewan Muslim Prancis) yang bertemu Presiden Macron untuk bersama-sama mendiskusikan tafsir-tafsir baru tentang Laïcité (semacam aturan tentang "sekulerisme" Prancis)," sambung Budiman.

 

 

Lalu Budiman menambahkan, terdapat tujuh jenis Laicite dengan skala ketaatan beragam yang berebut tafsir sehingga umat Islam harus mendiskusikannya.  

Ia pun merasa berterima kasih terhadap para intelektual muda Indonesia yang ada di Eropa karena mengadakan diskusi yang membedah kontroversi.  

"Untung ada diskusi intelektual-intelektual muda di Eropa dari NU, Muhammadiyah & Protestan di Youtube ini (webinar Cokro TV - red). Mereka mencegahku jadi bodoh. Kamu mau?" katanya lagi.

Yang dimaksud Budiman ialah, sejumlah intelektual muda Indonesia yang mengadakan diskusi bertajuk "Macron: Islamophobia atau Pertahankan Negeri".

"Menyaksikan diskusi anak-anak muda Indonesia yang hidup mengkaji agama dalam tradisi Eropa, membuat kita tahu: mengapa Eropa tetap maju dalam peradaban setelah ratusan tahun Pencerahan berkelahi melawan Kegelapan. Sering-sering belajar dari yang menang, tuips!" pungkas Budiman.

 

 

Walhasil, cuitan Budiman itu langsung mendapat berbagai respons dari warganet. Mereka terpancing menanggapi pemikiran Budiman.  

Baca Juga : Turut Boikot Produk Prancis, Swalayan di Jatim Ini Kosongkan Etalase

 

Banyak yang menyebutkan jika dua kasus tersebut adalah kasus yang berbeda.

@R0_manZ: "ISIS & pemuda Prancis itu 2 hal kasus yg berbeda".

@faruqsugito: "Harus banyak referensi lagi bro, kata siapa ISIS mewakili Islam, coba cek sejarah lahirnya ISIS. Jangan sampai membalikan fakta bro".

@sibutarlah: "Tetapi mengapa dia berseru allahuakbar sambil memengal wanita di gereja? Apa tidak ada kata  ucapan yg lain gitu bang".

@EN538474N6: "Mas... ISIS itu apa? Coba jelasin pada kami. Kami awam...Ditunggu..."

@samsula66706472: "Justru tindakan pemuda itu memperburuk keadaan muslim lainnya diprancis".

@53n70n0: "Agama itu bersifat pribadi, dalam Islam mencintai nabi Muhammad itu wajib. Masalah sikap jangan kamu campur aduk, pemahaman orang beda beda, sebebas orang/kelompok mengekspresikan cintanya, tapi jangan lupa Nabi Muhammad itu dicintai 2 milyar muslim, responnya juga beda2".

 


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Nurlayla Ratri