MALANGTIMES - Memasuki weekend atau akhir pekan, tiket untuk jalur masuk pendakian Gunung Semeru telah full booking alias habis terpesan oleh para pendaki yang mayoritas berasal dari Malang. Tak terkecuali juga para pendaki dari luar wilayah Malang.
Kepala Subbagian Data, Evaluasi Laporan, dan Humas Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) Sarif Hidayat, mengatakan, bahwa di akhir pekan ini, tiket yang dijual telah habis terpesan oleh para pendaki.
Baca Juga : Pandemi, Jasa Angkutan DAMRI ke Kawasan Wisata Bromo Capai 150 Wisatawan
"Sudah banyak pendaki yang booking tiket. Tanggal 2 Oktober hingga 5 Oktober itu fulll booking," ungkapnya.
Proses pemesanan tiket dapat diakses melalui bookingsemeru.bromotenggersemeru.org yang merupakan salah satu upaya pengelola menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat. Serta pembatasan jumlah pendaki yang masuk di wilayah jalur pendakian Gunung Semeru juga dibatasi.
Hal itulah yang membuat para pendaki harus sabar untuk menunggu giliran sesuai tanggal tiket yang telah dipesan.
Sarif mengatakan, bahwa pada hari pertama pembukaan, di hari Kamis (1/10/2020) lalu, hanya 16 pendaki yang memasuki kawasan jalur pendakian Gunung Semeru.
"Hari pertama landai. Hanya 16 orang pendaki dari lokal Malang dan sekitarnya," sebutnya.
Selain harus melakukan pemesanan tiket secara online, kondisi pandemi Covid-19 juga menyebabkan salah satu alasan landainya pendaki di hari pertama jalur pendakian Gunung Semeru dibuka.
Selain itu Sarif juga mengatakan, bahwa kondisi di hari kerja pada awal pembukaan jalur pendakian juga salah satu faktor menurunnya jumlah pendaki. "Hari Kamis bukan merupakan waktu favorit pendakian, karena masih hari kantoran," ujarnya.
Terlebih lagi jika pada hari kerja biasa, persiapan yang harus dilakukan oleh para pendaki banyak dan persiapannya pun terkait sistem pemesanan tiket secara online dan jadwal pelaksanaan pendakian terbilang mepet.
Baca Juga : Pendakian Gunung Semeru Kembali Dibuka, Catat Jadwal dan Syaratnya
Peraturan ketat terkait protokol kesehatan Covid-19, juga menjadi salah satu faktor pembatasan kuota pendaki, Sarif menuturkan, bahwa kapasitas pendaki yang awalnya berjumlah 600 orang pada situasi pandemi Covid-19 di pangkas menjadi 120 orang pendaki.
"Bagi para calon pendaki diwajibkan untuk memakai masker, membawa hand sanitizer dan akan dilakukan pengecekan suhu tubuh," ungkapnya.
Selanjutnya terkait pendirian tenda pun, disampaikan Sarif, tiap orang harus mendirikan tenda dengan jarak minimal dua meter. "Tiap tenda hanya diisi maksimal 50 persen dari daya tampung," ujarnya.
Pembatasan-pembatasan terkait aturan protokol kesehatan merupakan salah satu upaya pengelola TNBTS agar tidak muncul klaster baru di jalur pendakian Gunung Semeru ini. Selain pembatasan tersebut, para pendaki hanya diperbolehkan mendaki sampai Kalimati dan durasi pendakian berbatas waktu, yakni hanya berlaku dua hari satu malam.
Sebagai informasi, bahwa jalur pendakian Gunung Semeru telah ditutup lama sejak terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi pada akhir Bulan September 2019. Ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang sejak Bulan Maret menyebar di Indonesia, membuat pengelola TNBTS menutup jalur pendakian lebih lama lagi.