MALANGTIMES - Coban Jodho? Mungkin banyak yang tidak tahu keberadaan air terjun di Malang itu. Ya, karena memang Coban Jodho tidaklah sepopuler air terjun lain di Malang seperti Coban Rondo di Pujon atau Coban Sewu di Ampelgading.
Coban Jodho berada di Desa Ngadirejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Air terjun ini terbilang masih tersembunyi dan jarang para wisatawan melancong ke Coban Jodho.
Baca Juga : Wisatawan Berdatangan di Malang, Polresta Kerahkan Ratusan Personel di Perbatasan
Namun, keindahannya tidak kalah dengan coban-coban lain. Bahkan, air Coban Jodho sangat segar karena berada di kawasan yang masih jarang dilalui orang.
Selain tempatnya yang tersembunyi, perjalanan menuju lokasi destinasi wisata tersebut juga terbilang lumayan ekstrem. Perlu tenaga ekstra untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan tersebut. Selesai menggunakan kendaraan bermotor, wisatawan harus berjalan kaki untuk menuju destinasi wisata Coban Jodho yang indah.
Sebelum sampai di Coban Jodho, wisatawan harus melalui Coban Kricik dan Coban Suko yang track-nya tidak terlalu susah. Selama menempuh perjalanan kaki sekitar 45 menit, wisatawan terlebih dahulu juga disuguhi keindahan Coban Singo.
Setelah melalui coban-coban itu, akhirnya wisatawan dapat menikmati keindahan Coban Jodho yang memiliki keunikan tersendiri. Yakni dua air terjun yang berdampingan.
Terdapat dua air terjun yang berdampingan. Satu air terjun tinggi dan satu lagi memiliki aliran yang cukup deras.
Namun pengunjung perlu berhati-hati jika ke Coban Jodho. Sebab. di kawasan Coban Jodho masih kerap ditemukan binatang liar seperti elang Jawa, lutung Jawa, dan kera.
Salah satu tokoh masyarakat di Desa Ngadirejo, Satsit (60), mengatakan bahwa dirinya menemukan destinasi wisata Coban Jodho tersebut sekitar tahun 2015. Saat itu dirinya bersama 11 teman sedang menyusuri lereng Gunung Bromo dan mendengar suara air yang begitu keras.
Tak disangka, Satsit bersama 11 temannya menemukan sebuah ciptaan Tuhan yang begitu indah. Yakni penampakan empat air terjun yang berada di beberapa sisi kawasan Coban Jodho.
Baca Juga : Wisatawan Melonjak, Malioboro Dijaga Ketat Polisi dan Satpol PP hingga Minggu
"Saat itu kami melihat empat air terjun indah. Di salah satu air terjun ada uang kertas Rp 12 ribu di air yang tenang, tapi tidak basah meskipun ada dari dalam air," ujarnya.
Sementara itu, nama Coban Jodho sendiri menurut Satsit berdasarkan cerita turun-temurun soal kawasan di atas Coban Jodho. Nama itu berasal dari pertemuan antara Mbah Sarmi dan Mbok Dara yang keduanya sama-sama memiliki lahan perkebunan di atas Coban Jodho.
"Dulu sebelum kemerdekaan ada lahan di atas Coban Jodho yang ditanami kubis dan kopi milik Mbok Dara. Dan tak jauh dari lahan itu, ada perkebunan milik Mbah Sarmi," ungkapnya.
Karena keduanya sama-sama memiliki lahan perkebunan dan tinggal di sekitar Coban Jodho, kemudian akhirnya Mbah Sarmi dan Mbok Dara berjodoh.
Dikatakan Satsit bahwa akhirnya Mbah Sarmi dan Mbok Dara menikah dan tinggal di situ hingga hari tuanya. Hal itu merupakan cerita rakyat yang telah diketahui masyarakat di sekitar Desa Ngadirejo secara turun-temurun.