MALANGTIMES - Sosok mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mendadak menjadi sorotan. Diketahui, Gatot Nurmantyo merupakan salah satu deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
KAMI telah resmi dideklarasikan pada Selasa (18/8/2020) kemarin. Masuknya Gatot menjadi anggota KAMI lantas dihubungkan dengan isu dirinya akan maju ke Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga : Doa Khusus Novel Baswedan di HUT ke-75 RI, Singgung soal Praktik Korupsi
Manuver Gatot untuk maju di Pilpres 2024 dinilai kurang kuat jika ia hanya ada di KAMI. Pendapat itu disampaikan oleh pendiri lembaga survei KedaiKOPi, Hendri Satrio.
Hendri menyarankan sebaiknya Gatot meniru langkah yang pernah diambil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Surya Paloh. Pria yang akrab disapa Hensat itu mengatakan jika ormas bisa saja meningkatkan popularitas, kendati demikian tak bisa jadi kendaraan politik.
"Sebenarnya langkah sebelumnya sudah ada, yakni dengan mencontoh langkah SBY. Bikin partai sendiri, karena SBY mendapat dukungan dari rakyat, makanya diambil jalur yang berani," ujar Hensat.
Menurutnya membentuk partai nantinya akan bisa menjadi Presiden. Hensat juga mengatakan mungkin juga Gatot bisa terinspirasi langkah dari Surya Paloh.
"Dengan membentuk ormas dan menjadikan partai politik dan sekarang jadi parpol yang bisa menembus Senayan, itu juga bagus," cetusnya.
Baca Juga : Ingat Sejarah Soeharto, Rizal Ramli Sarankan Jokowi Tarik Gibran & Bobby dari Pilkada 2020
Lebih lanjut, Hensat menilai jika KAMI tak cukup bisa untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas yang menyerupai modal nyapres. Hal itu lantaran, di dalam KAMI banyak tokoh yang memiliki basis pendukung sendiri.
Tokoh-tokoh tersebut juga dinilai punya peluang yang sama dengan Gatot untuk bisa meningkatkan popularitas dan elektabilitas jelang Pemilu 2024. Hensat lalu kembali mengingatkan jika untuk ikut dalam kontestasi pilpres, Gatot membutuhkan kendaraan politik.
Kecuali, jika dari awal KAMI menunjuk Gatot sebagai pentolan yang akan didorong untuk Pilpres 2024.