MALANGTIMES - Warga Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, dikejutkan dengan sapi mengamuk, Kamis (30/7/2020).
Seekor sapi diketahui lepas dan mengamuk itu merupakan milik warga Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Sapi tersebut berlarian di sekitar Jalan WR Supratman dengan Jalan Borobudur Kota Blitar serta sempat masuk ke rumah warga.
Baca Juga : Astra Financial Salurkan 18 Sapi dan 782 Kambing Kurban untuk Masyarakat
Sapi baru berhenti di sebuah warung di Jalan WR Supratman setelah dikepung warga. Namun bukannya berubah jinak, sapi malah mengamuk saat dikepung. Merasa kewalahan, warga setempat kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Serelah menerima laporan dari masyarakat, Polres Blitar Kota menerjunkan personelnya untuk menjinakkan sapi. Bukannya takut dengan korps baju cokelat yang datang, sapi justru membalas kedatangan polisi dengan serudukan.
Tak kunjung dapat dijinakkan, polisi kemudian menembak sapi tersebut dan mengenai bagian leher. Sapi ditembak setelah polisi meminta izin kepada pemilik.
Bak adegan di film action, setelah mendapat tembakan, amukan sapi malah semakin menjadi-jadi hingga akhirnya sapi masuk ke kamar yang berada di area warung. Sapi baru berhasil dilumpuhkan setelah petugas melepaskan tembakan ketiga.
“Sapi tak dapat dikendalikan dan keselamatan warga menjadi yang utama. Anggota kami berkali-kali diseruduk. Kami lepaskan tembakan setelah mendapat izin dari si pemilik. Tembakan demi tembakan dilepaskan dan sapi baru bisa dilumpuhkan di tembakan kedua,” ungkap Kabag Ops Polres Blitar Kota Kompol Hari Sutrisno.
Baca Juga : Terpapar Covid-19, Dokter Terkenal di Kota Blitar Meninggal Dunia di Malang
Setelah berhasil dilumpuhkan, sapi kemudian disembelih saat kondisinya sekarat. Sapi kemudian dievakuasi menggunakan mobil Polsek Garum.
Sapi tersebut diketahui milik Gunawan, warga Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Menurut dia, sapi tersebut akan dijadikan sapi kurban di Masjid An Nur di Kelurahan Bendogerit Kota Blitar.
Sapi sebenarnya sudah berhasil diturunkan. Namun saat hendak diikat, sapi mengamuk dan lari. “Sapi sebenarnya mau untuk kurban. Tapi mengamuk setelah diturunkan, ngamuk dan lari,” pungkas Gunawan.