MALANGTIMES - Insiden kebakaran di wilayah Kabupaten Malang kembali terulang. Kali ini, lahan tebu yang ada di Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji yang ludes dilahap api, Sabtu (25/7/2020).
”Indikasi sumber api diduga berasal dari pembakaran daduk (sampah sisa panen tebu, red) yang merambat dan akhirnya menyebabkan kebakaran,” kata Kepala Seksi PPK (Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran) Kabupaten Malang, Agus Suyanto.
Baca Juga : Waduh, Sehari Jumlah Pasien Covid-19 di Kabupaten Malang Bertambah 26 Orang
Diperoleh keterangan, siang sebelum insiden kebakaran terjadi, beberapa orang diketahui sedang membersihkan ladang tebu sisa panen beberapa hari lalu.
Beberapa jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 14.00 WIB, daduk yang telah terbakar itu merembet ke ladang tebu milik Semedi warga Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
Mengetahui hal itu, para petani tebu dan masyarakat setempat di lokasi kejadian sempat berupaya memadamkan kebakaran dengan peralatan seadanya. Namun bukannya padam, api justru semakin membesar.
Khawatir jika merembet ke pemukiman warga, insiden kebakaran ini dilaporkan ke perangkat desa setempat sebelum akhirnya dilanjutkan ke PPK Kabupaten Malang.
”Setelah sempat berupaya memadamkan api namun tak kunjung padam, 3 jam kemudian kejadian tersebut dilaporkan kepada kami (petugas PPK Kabupaten Malang, red),” ungkap Agus.
Mendapat laporan, satu unit mobil pemadam kebakaran dari mako yang terletak di Pendapa Panji, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dikerahkan ke lokasi kejadian.
Baca Juga : PDP Melonjak, Pemkot Malang Siap Fungsikan Makam Khusus Covid-19
Namun, lantaran luasnya lokasi kejadian, membuat petugas kewalahan untuk menjinakkan api. Dari pantauan media online ini, 2 unit mobil pemadam kebakaran yang ada di mako Pringgitan Pendapa Agung akhirnya juga turut dikerahkan untuk memadamkan kebakaran.
”Total ada 3 unit mobil pemadam yang dikerahkan ke lokasi kejadian, api baru bisa dipadamkan kemarin (Sabtu 25/7/2020) malam setelah lebih dari 5 jam paska kejadian,” ungkap Agus.
Akibat kejadian tersebut, lanjut Agus, pemilik ladang yang saat ini berusia 63 tahun itu mengalami kerugian hingga jutaan dan bahkan puluhan juta. ”Tidak ada korban jiwa, hanya kerugian material saja,” pungkasnya.
