MALANGTIMES - Di tengah kesibukan Pemerintah dalam menangani pandemi covid-19, petugas pemadam kebakaran di Kabupaten Malang juga disibukkan dengan banyaknya aduan yang diterima dari masyarakat.
Aduan tersebut bukan mengenai insiden kebakaran, namun lebih mengarah ke pengaduan adanya hewan yang dianggap berbisa yang ada di pemukiman warga.
Baca Juga : Prank Ultah Jokowi, Menteri Luhut dan Terawan Berniat Mundur dari Jabatan
”Evakuasi binatang dalam periode bulan Januari sampai dengan Mei (2020) ada 20 kejadian,” ungkap Kepala bidang PPK (Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran) Kabupaten Malang, Goly Karyanto.
Ketika dikonfirmasi media online ini, pria yang akrab disapa Goly itu mengaku jika dari puluhan laporan tersebut, didominasi oleh permintaan evakuasi hewan lebah atau yang lebih dikenal dengan sebutan tawon ndas.
”Dari 20 laporan, sebanyak 12 di antaranya merupakan kejadian evakuasi tawon (lebah),” ungkap pria berkaca mata ini.
Jumlah tersebut, lanjut Goly, mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan rentang bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Sebab pada bulan Januari hingga Mei 2019 tidak ada laporan permintaan evakuasi hewan.
”Pada periode bulan yang sama (Januari hingga Mei) di tahun 2019 untuk laporan kejadian evakuasi binatang nihil,” celetuk Goly.
Namun jika dilihat secara lebih detil, dalam kurun waktu 2 tahun angka permintaan evakuasi hewan berbisa selalu mengalami peningkatan.
Baca Juga : Tagar #BINTANGEMONBESTBOY Trending, Warganet: Hukumnya Dibecandain, Komedinya Dibaperin
Sepanjang tahun 2019 lalu misalnya, saat itu petugas pemadam kebakaran Kabupaten Malang disibukkan dengan laporan evakuasi 10 sarang hewan yang memiliki nama ilmiah vespa affinis tersebut.
”Kasus di tahun 2019 lalu itu mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebab pada tahun 2018 hanya terdapat 3 kasus saja,” jelas Goly.
Dijelaskan Goly, tawon ndas memang memiliki karakter menyerang secara berkoloni. Jika manusia disengat lebah jenis ini dalam jumlah yang banyak, bisa menyebabkan kondisi seseorang kritis. Bahkan jika tidak segera ditangani, bisa tawon ndas dalam jumlah yang banyak tersebut dapat menyebabkan seseorang gagal jantung hingga paling parah meninggal dunia.
”Rata-rata laporan permintaan evakuasi hewan itu paling banyak berasal dari wilayah lingkar kota, seperti misalnya Kecamatan Pakisaji, Wagir, Pakis, Dau, Singosari, hingga Karangploso,” pungkasnya.