MALANGTIMES - Saat ini, persaingan antarperguruan tinggi semakin ketat dalam kompetisi dalam negeri maupun global. Terlebih lagi, perguruan tinggi sangat berperan dalam mempersiapkan daya saing bangsa mengarungi era persaingan global sudah sangat urgensi. Menyadari hal ini, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) makin menggenjot inovasi di jenjang pascasarjana.
Hal ini disampaikan oleh Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg usai mengadakan khotmil Quran yang bertempat di kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Gedung Rektorat, Jumat (26/6/2020). Pria kelahiran Lamongan itu menilai pembelajaran di pascasarjana saat ini sudah luar biasa.
Baca Juga : Dituntut Potong UKT Mahasiswa, Begini Jawaban Rektorat Universitas Brawijaya Malang
"Akan tetapi, jangan terlena dengan prestasinya hingga akhirnya tidak melakukan inovasi dan gagasan untuk terus berupaya meningkatkan mutu dan kualitas lulusannya. Ingat, bahwa barometer keberhasilan suatu pendidikan itu bisa dilihat dari output lulusannya," sambungnya.
Hasil penelitian para dosen yang spektakuler juga harus terus digenjot dan dipublikasikan. Sehingga penemuan dari dosen tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.
Misalkan saja hasil penemuan kabut anti virus atau yang akrab di sebut KAVi yang baru-baru ini di-launching untuk di tengah pandemi. Serta hasil penemuan wastafel elektrik (westafel sensor otomatis) untuk menjaga kebersihan dalam menghadapi pandemi covid-19 ini.
"Semoga semua hasil penemuan ini bisa bermanfaat dan bagi dosen yang lain agar segera menyusul membuat penemuan baru yang bisa bermanfaat untuk masyarakat luas," tuturnya.
Prof Haris meminta agar ke depan UIN Malang bisa menjadi kampus rujukan bagi mahasiswa luar yang hendak studi lanjut. Khususnya bagi program pascasarjana ini, baik magister maupun doktoralnya.
UIN Malang sendiri jauh hari sudah bercita-cita formasi penerimaan mahasiswa baru lebih didominasi oleh Program Pascasarjana dengan persentase 40 persen mahasiswa baru strata S1 dan 60 persennya mahasiswa pascasarjana.
Baca Juga : Aksi FRI-West Papua di Malang Tuntut Pembebasan Tapol dan Penentuan Nasib Sendiri
"Inilah yang diharapkan oleh para pendiri kampus ini sejak lama," imbuhnya.
Maka ke depan, pascasarjana di UIN Malang harus memiliki integrasi dengan program studi yang ada di program sarjana S1.
"Hal ini agar bisa menggenjot minat dari calon mahasiswa pascasarjana ke depan," harapnya.
