MALANGTIMES - Akibat terdampak pandemi Covid-19 dan banjir rob, pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang memasok bantuan sembako dan masker kepada para nelayan di Raas Kampung Baru dan Bajul Mati, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) Kabupaten Malang, Minggu (21/6/2020).
Wasekum Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Malang M. Dimas Aji Kharisma menuturkan bahwa kegiatan yang dilakukan dengan menyasar para nelayan di Raas Kampung Baru dan Bajul Mati. Sebelumnya telah dilakukan pengkajian dan observasi ke lapangan secara langsung beberapa hari sebelumnya.
"Adanya pandemi covid serta banjir rob yang terjadi bulan kemarin tentu memberi dampak bagi perekonomian nelayan. Sehingga kami putuskan mengadakan kegiatan sosial ini dengan harapan bisa meringankan kebutuhan pokok para nelayan," ujarnya, Senin (22/6/2020).
Sebelumnya aksi sosial yang dilakukan pada Minggu (21/6/2020) dimulai sore hingga malam hari. Dan pada malam harinya, dilakukan makan malam bersama para nelayan.
Dimas mengatakan bahwa ratusan sembako dan masker yang dibagikan dilakukan secara door to door tanpa mengumpulkan banyak orang demi mendukung upaya pemerintah untuk mencegah covid-19 dengan melakukan physical distancing.
"Kami telah menyiapkan 100 paket sembako dan 1.000 masker yang dibagikan kepada para nelayan secara bertahap di dua titik, yakni Raas Kampung Baru dan Bajul Mati," ungkapnya.
Pembagian bantuan sembako juga melibatkan para pemuda setempat agar lebih cepat dan terarah dalam membagikan bantuan sembako.
Sementara itu, salah satu pembina nelayan Desa Tambak Rejoi Hadi mengatakan bahwa bantuan sembako seperti yang disalurkan oleh para anggota HMI Cabang Malang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Apalagi, lterjadinya banjir rob beberapa waktu lalu ditambah dengan masifnya persebaran pandemi covid-19 di Kabupaten Malang sangat terasa membuat pendapatan nelayan turun.
"Hari biasa sebelum adanya corona, ikan eceran dalam 1 hari di pasar ikan itu bisa jual sekitar 1-2 ton per hari. Tapi dengan adanya covid ini, turun hanya menjadi 1-2 kuintal per hari," ungkapnya.
Penjualan yang menurun secara drastis juga menyebabkan pendapatan para nelayan dan pedagang menjadi turun drastis. Hadi menuturkan bahwa harga ikan per kilonya turun drastis hingga Rp 20.000 per kilogram.
"Biasanya ikan tuna per kilo seharga Rp 55.000 per kilogram. Sekarang turun sampai 20 ribu per kilogram. Ikan eceran yang biasanya Rp 27.000 sekarang jadi Rp 7.000 - Rp 8.000," ungkapnya.
Hadi menambahkan bahwa kondisi menurunnya pendapatan dari para nelayan dan pedagang tidak terlepas akibat kebijakan pemerintah terkait covid-19 yang memberlakukan pembatasan di beberapa titik wilayah wisata tertentu.
"Kami ini butuh kebijakan yang solutif terkait kondisi pandemi ini, bukan kebijakan yang mengesampingkan golongan tertentu seperti nelayan, sehingga nanti segala lini ekonomi bisa berjalan normal kembali," ucapnya.
