Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Menggelar Pesta Pernikahan New Normal di Kota Malang? Kenapa Tidak

Penulis : Arifina Cahyati Firdausi - Editor : A Yahya

19 - Jun - 2020, 00:25

Placeholder
Tamu undangan bersama pengantin saat berfoto bersama di acara New Normal Wedding Concept. (Arifina Cahyanti Firdausi/MalangTIMES).

MALANGTIMES - Masa pandemi Covid-19 mengharuskan setiap orang untuk membatasi ruang gerak sebagai upaya untuk mencegah penyebaran.

Hal itu berimbas pada kegiatan yang membutuhkan massa atau kerumunan. Salah satunya, acara pesta pernikahan.

Di momen ini banyak calon pengantin yang terpaksa menunda rencana pernikahan atau membatalkan jadwal dengan mengganti secara virtual.

Namun, perlahan hal itu mulai dikembalikan dengan penerapan New Normal atau kelaziman baru hidup di tengah pandemi Covid-19. Meski, acara perayaan ini tampaknya akan jauh berbeda dari kemeriahan pernikahan pada umumnya.

Di Kota Malang, vendor-vendor acara pernikahan mulai kembali menawarkan konsep pesta pernikahan di masa pandemi Covid-19. Akan tetapi, 'New Normal Wedding Concept' tersebut dikemas dengan segala pengetatan pembatasan tanpa mengurangi kemeriahan acara.



Sebab, konsep pernikahan tersebut disesuaikan dengan ketentuan protokol kesehatan. Dari mulai pintu masuk, akses antrean para tamu undangan pun harus dengan penerapan physical distancing.

Owner Feliz Organizer, Achmad Safiaji mengatakan New Normal Wedding Concept yang ditawarkan ini sebagai upaya memberikan inovasi acara pernikahan kepada masyarakat dengan standart keamanan dan kesehatan terbaik sesuai dengan anjuran pemerintah.

"Banyak fasilitas yang kita tambahkan dalam New Normal Wedding Concept ini, seperti alat pengukur suhu dengan thermo gun, ada cuci tangan sebelum masuk ke venue hingga pelayanan makanan yang juga berbeda," ujarnya saat menjelaskan simulasi New Normal Wedding Concept, di Hotel Savana Kota Malang, Kamis (18/6/2020).

Para tamu juga harus menjalani pemeriksaan suhu, melakukan cuci tangan, hingga melakukan proses scan barcode undangan sebelum memasuki area venue pernikahan.

Bahkan saat di dalam area, tradisi berjabat tangan dengan kedua mempelai harus dilakukan dengan jarak jauh. Begitupun jika tamu khusus VIP ingin melakukan foto bersama juga harus dilakukan dengan sistem zig zag.

"Protokol kesehatan kita perketat tentunya. Di area depan, para tamu harus melakukan cek suhu, cuci tangan, hand sanitizer sebelum masuk ke venue," jelasnya.

Dalam hal ini, ia menyebut perbedaan yang paling mendasar di samping dengan penerapan protokol kesehatan yang mengharuskan tamu memakai masker dan melakukan jaga jarak, yakni kapasitas dari tamu yang juga dibatasi hanya 50 persen dari total.

"Tergantung gedungnya, kalau 1.000, otomatis dikurangi 50 persennya jadi 500 tamu saja. Kita aman bilang ke klien, tamu amat sangat dikurangi lebih baik. Selain tidak berkerumun, juga konsentrasi ke acara lebih sedikit undangan lebih intimate wedding," ungkapnya.



Di samping itu karena jumlah tamu dibatasi, pihak vendor juga menyiapkan streaming dua arah. Sehingga sangat memungkinkan bagi tamu yang tak bisa hadir bisa tetap menyaksikan.

Berkaitan dengan penyajian makanan dalam acara pernikahan, pihak vendor menawarkan tiga konsep. Yang mana hal ini untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.

Yaitu, sistem ala carte dengan hidangan secara langsung yang diantarkan kepada tamu. Cara ini untuk meminimilasir penggunaan alat makan secara bersama.

Kemudian, opsi kedua dengan sistem antrean berjarak yang mana sistem pengambilan makanan diambilkan oleh pihak catering.



"Terakhir, dengan sistem hampers atau bingkisan. Jadi tamu undangan hanya datang bertatap muka dengan pengantin. Tanpa salaman secara langsung, kemudian pulang membawa hampers yang telah diisi souvenir, makanan dan minuman," terangnya.

Menurutnya, dengan 'New Normal Wedding Concept' tersebut biaya akan lebih dipangkas dibandingkan perayaan pernikahan pada umumnya. 

Sebab, jumlah tamu yang dibatasi otomatis akan berpengaruh pada pemesanan lainnya, seperti penyediaan catering.

"Kita menawarkan opsi, klien bisa menjalankan resepsi pernikahan namun dengan ketentuan-ketentuan yang baru. Segi biaya untuk ini malah dipangkas, karena otomatis tamu berkurang. Maka pemesanan menu catering pun berkurang lebih ke intimate wedding, tamunya terbatas," tandasnya.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Arifina Cahyati Firdausi

Editor

A Yahya