MALANGTIMES - Meski sudah tiga hari menerapkan Pengetatan Sosial Secara Mandiri, namun jumlah kasus covid-19 di Kabupaten Malang terus bertambah. Dari yang sebelumnya, yakni pada hari Selasa (16/6/2020) hanya 135 kasus. Hari ini (Rabu 17/6/2020) jumlah pasien yang terkonfirmasi positif covid-19 mengalami peningkatan sebanyak 7 kasus.
”Berdasarkan data terbaru, jumlah terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Malang terdapat 142 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang, Arbani Mukti Wibowo.
Baca Juga : Said Didu Bilang Paranoid Salat Subuh di Masjid Gara-Gara Kasus Novel Baswedan
Merujuk pada data yang dihimpun Dinkes Kabupaten Malang, hingga tadi sore tepatnya pada pukul 15.37 WIB sudah ada 18 pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena terpapar corona.
Sedangkan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh, dijelaskan Arbani, tercatat ada 45 orang. ”Penambahan 7 kasus itu masih didominasi dari malang utara, dari klaster (Kecamatan) Singosari ada 3 kasus, Lawang 2 kasus, Karngploso dan Donomulyo masing-masing 1 kasus,” terang Arbani.
Seperti yang sudah diberitakan, zona merah di Kabupaten Malang hanya menyisakan 3 Kecamatan di Malang Utara. Yakni Kecamatan Singosari, Lawang, dan Karangploso.
Dari ketiga kecamatan tersebut, Singosari menjadi daerah zona merah dengan jumlah kasus covid-19 terbanyak. Per hari ini saja (Rabu 17/6/2020), data Dinkes Kabupaten Malang menunjukkan jika dari 142 kasus sebanyak 55 diantaranya berasal dari klaster Singosari.
Dari jumlah tersebut, 8 orang dinyatan sembuh, 5 pasien meninggal dunia, dan 42 sisanya masih menjalani perawatan. Baik itu perawatan di rumah sakit, gedung observasi, atau bahkan isolasi mandiri.
Menanggapi hal itu, Agus Nuraji selaku Plt (Pelaksana tugas) Camat Singosari, mengaku jika masifnya penularan covid-19 di Singosari lantaran masih ada masyarakat yang tidak disiplin. Terutama dalam menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga : Belum Sembuh, 18 Warga Positif Covid di Batu Pilih Pulang
”Kuncinya hanya disiplin menerapkan protokol kesehatan yang sudah diinstruksi pemerintah. Tapi sayangnya masih ada yang melanggar, seperti saat dilarang pengajian dan salat id. Akhirnya yang tidak disiplin itu menularkan,” keluh Agus.
Terlepas dari masih adanya masyarakat yang kurang disiplin, Agus mengaku jika pasien dari Singosari yang dirawat di rumah sakit darurat atau Rusunawa justru peluang sembuhnya lebih tinggi.
”Yang sudah diisolasi ke Rusunawa malah lebih cepat sembuhnya dari pada isolasi mandiri. Beberapa pasien yang sudah sembuh itu tidak sampai 2 minggu di Rusunawa sudah sembuh (dari covid-19),” tutup Agus.
