MALANGTIMES - Kisah memilukan tenaga medis disaat berjuang menangani pasien Covid-19, di waktu yang bersamaan ditinggal untuk selamanya oleh sang istri tercinta. Sosok tenaga medis yang tegar tersebut ialah Adithya Tegar Pambudhi.
Adit merupakan tenaga medis yang bekerja di RSUD R. Syamsudin SH, Sukabumi, Jawa Barat. Dia harus siap siaga dalam menangani pasien, yang pada saat ini lebih terkhusus untuk pelayanan pada pasien Covid-19.
Melalui siaran video conference di acara matanajwa yang dipandu oleh Najwa Shihab, Adit menceritakan kisahnya yang tengah berjuang dikala Covid-19 dan pada waktu yang bersamaan ditinggal oleh sang istri untuk selamanya.
Adit yang menerapkan family distancing dengan tidak bertemu secara langsung dengan keluarga kecilnya, membuat Adit tidak dapat menemani saat-saat terakhir meninggalnya sang istri. Karena Adit harus menangani para pasien Covid-19.
“Saya mulai family distancing itu sekitar tanggal 23 atau 24 Maret. Saya posisi ada di sini di telepon keluarga itu, ini Mami nggak bangun-bangun katanya tadi malam itu. Saya putuskan untuk langsung saja bawa ke IGD ke tempat saya bekerja,” ujar Adit saat video conference dengan Najwa Shihab, Rabu (6/5/2020).
Dengan segala upaya yang dilakukan oleh rekan-rekan dokter dan tenaga medis lainnya untuk menolong istri Adit, pada akhirnya takdir berkata lain. Sang Istri menghadap kehadapan sang Khaliq.
“Upaya teman-teman paramedis dan dokter sudah sangat maksimal mbak, sangat maksimal sekali. Semua coba dilakukan untuk menyelamatkan istri saya. Tapi takdir berkata lain, setengah 7 (tujuh) mungkin istri saya dinyatakan meninggal di situ,” ucap Adit.
Sebelumnya muncul video yang dibuat oleh sosok istri Adit tiga hari sebelum sang istri meninggal dunia. Dalam video tersebut, istri tampak senang sekali ketika diminta untuk membantu Adit untuk mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan dan dikira sang istri, Adit akan kembali pulang ke rumah.
Ternyata kenyatannya tidak demikian, Adit dipindahkn dalam sebuah rumah penginapan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dan tinggal bersama tiga orang rekan tenaga medis yang lain. Ternyata video yang dibuat oleh sang istri, adalah kenangan terakhir yang dimiliki oleh Adit untuk mengenang sosok istri.
Kini Adit hanya memiliki anak semata wayangnya, yang masih berusia satu tahun tujuh bulan (1 tahun 7 Bulan). Saat ini anak semata wayang Adit harus dirawat oleh neneknya, karena Adit harus tetap menangani pasien Covid-19 serta tetap menerapkan family distancing. Beberpa kali video call, anak Adit sudah bisa berbicara dan memangil Adit dengan sebutan ‘robot’.
“Jarang sekali mbak (bertemu anak). Itu yang saya jaga banget untuk tidak kontak sama anak saya sama sekali. Mungkin setiap saya video call kebetulan saya lagi pakai APD lengkap, pakai hazmat, pakai masker gitu. Jadi anak saya melihatnya, papi robot, papi robot,” jelasnya.
Setelah meninggalnya sang istri, Adit sempat terbersit dalam pikirannya untuk mengakhiri tugasnya sebagai tenaga medis dan memilih pulang ke rumah. Tetapi karena dorongan yang kuat, yang diberikan oleh sang istri, Adit akhirnya memantapkan hati untuk terus berjuang menangani pasien Covid-19 hingga selesai.
“Ada pikiran sebenernya untuk berhenti, tapi kesini-kesini dengar pesan dia (almarhumah) terus chat dia, itu yang membuat saya kuat dan terus melanjutkan ini sampai selesai mbak. Nggak mau putus di tengah jalan,” pungkasnya.