MALANGTIMES - Di masa pandemi Covid-19 ini, sangat penting untuk menjaga imunitas.
Baca Juga : Tips Merawat Hewan Kesayangan di Masa Pandemi Covid-19 dari Dokter Hewan
Pakar Biomolekuler Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Widodo menyatakan, manusia sudah dilengkapi dengan imunitas yang berfungsi untuk memerangi virus.
Meskipun di dalam tubuh tidak ada virus, sel-sel imunitas akan selalu ada di dalam tubuh.
Nah, jika sel imun jumlahnya sedikit dan virus yang masuk ke dalam tubuh tidak terdeteksi, maka akan ada sel-sel yang memunculkan protein imunitas.
"Ibaratnya rumah jika ada pencuri maka sel-sel itu yang akan menelepon polisi (sistem imun), untuk menangkap pencuri itu," terangnya dalam Diskusi Daring IKA UB ke-4 belum lama ini.
Dia menekankan bahwa imunitas juga perlu dijaga.
Untuk menjaganya, Widodo menyarankan strategi "Tidak Bosan".
"Tidak Bosan" merupakan kepanjangan dari TIdur yang cukup, Berfikir positif, Olahraga, Stres manajemen, Antioksidan seperlunya, dan Nutrisi yang Seimbang.
Widodo menjelaskan bahwa tidur merupakan hal yang penting untuk menjaga jam biologi manusia.
Jika jam biologi tidak normal maka sistem imun juga akan melemah.
"Jika jam biologi kita sesuai atau tidur kita normal maka akan meningkatkan melatonin. Melatonin ini membuat seseorang lebih resisten terhadap berbagai serangan virus dan penyakit. Melatonin akan meningkatkan kerja sistem imun dengan mengatur jam biologi kita normal maka proses kerusakan sel akan bisa bekerja dengan baik," paparnya.
Lalu, jika seseorang berpikiran positif dan melakukan kebaikan sosial maka di dalam tubuhnya akan terjadi proses perbaikan sistem imun melalui inaktifasi gen gen inflamasi.
Selain itu, penting juga untuk melakukan manajemen stres.
Sebab, kata Widodo, stres yang berkepanjangan akan mengakibatkan terjadinya penurunan imunitas.
Baca Juga : Pakar Kebumian Ungkap di Rumah Saja Jadi Momen Bumi untuk Istirahat
"Sehingga, perlu dikelola dengan cara melakukan olahraga rutin. Pengelolaan stres yang baik akan memunculkan antioksidan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh," timpalnya.
Soal antioksidan, untuk mendapatkannya kadang kita berpikir bisa dilakukan dengan mengonsumsi sesuatu.
Padahal, kata Widodo, sebenarnya antioksidan bisa diproduksi sendiri oleh tubuh secara alami.
"Ada sebuah protein bernama NRF2 yang berfungsi sebagai tukang rondanya antioksidan. Ketika kita terpapar senyawa beracun, protein ini jadi on. Ketika protein on aktif, gen-gen lain akan aktif untuk memproteksi sel agar tidak rusak," jelasnya.
Nah, ketika antioksidan kurang, baru perlu minum dari luar, seperti kopi dan teh untuk menjaganya.
Untuk nutrisi seimbang, yang paling penting adalah konsumsi sayur dan buah cukup.
Selain strategi "Tidak Bosan", upaya lain adalah dengan melakukan imunisasi.
Kepala Bagian Manajemen Mutu PT. Bio Farma (Persero) dr Mahsun Muhammadi MKK mengatakan penghasil vaksin di Indonesia ada, namun kemauan masyarakat yang kurang.
"Hal ini tidaklah sesuai dengan target dan harapan. Akibatnya sekitar tahun 2017-2018 ada wabah difteri yang melanda Indonesia," ungkapnya.
Ada beberapa alasan kenapa banyak masyarakat yang tidak mau melakukan imunisasi, salah satunya adalah bahwa vaksin berasal dari Yahudi atau Israel.
"Padahal jika vaksin dimasukkan ke tubuh timbul kekebalan, sehingga ketika kuman masuk antibodi sudah terbentuk," ucapnya.