MALANGTIMES - Suasana duka masih menyelimuti keluarga Pasutri (Pasangan Suami Istri) yang meninggal diduga karena bunuh diri, di Dusun/Desa Petungsewu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Rabu (11/3/2020) siang.
Baca Juga : Hari ke 2 Proses Pencarian Pendaki Hilang karena Kesurupan, Puluhan Personel Dikerahkan
Dua bendera warna putih sebagai tanda adanya orang meninggal, juga masih terpasang di tiang setinggi 2 meter tepat di depan gang rumah kedua korban. Sekitar 8 meter dari gang sempit yang susah dilalui jika ada sepeda motor berpapasan ini, terpasang terpal warna biru yang terpasang di depan salah satu rumah. Iya, itulah tempat tinggal JW (43) dan istrinya yang berinisial YI (38).
Dari pengamatan wartawan, situasi perkampungan di kediaman kedua korban terpantau sangat sepi. Bahkan, bisa dikatakan sangat jarang warga yang nampak berbondong-bondong ke rumah duka, sehari setelah pasutri tersebut dikabarkan meninggal dunia.
”Iya di sini rumahnya (JW dan YI),” ucap salah satu pria yang mengaku sebagai adik korban JW, saat media online ini bertamu ke rumahnya, Rabu (11/3/2020).
Praktis, dalam obrolan yang berjalan sekitar 15 menit, adik korban yang saat itu didampingi putra kedua korban yang berinisial YG memilih untuk irit bicara. ”Kami ikhlas, semua sudah ada yang ngatur,” celetuk pria yang berusia sekitar 35 tahun itu.
Menurutnya, sesaat setelah JW dan YI ditemukan meninggal dunia, pihak keluarga langsung mempersiapkan proses pemakaman terhadap kedua korban. Hal itu dilakukan lantaran surat wasiat dari pasutri tersebut, yang meminta agar jenazah keduanya tidak usah diautopsi dan langsung dikebumikan. ”Kemarin (Selasa 10/3/2020) kedua jenazah dimakamkan sekitar pukul 11.00 (WIB),” terangnya.
Sementara, YG putra kedua korban terlihat sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Di halaman rumahnya yang berukuran sekitar 4 x 2,5 meter ini, remaja yang berusia 16 tahun tersebut hanya duduk bersila dan mengenggam erat kedua tangannya saat menjamu kedatangan wartawan di rumahnya.
Nyaris tidak ada kata yang terucap, dari mulut YG. Dia hanya berulang kali mengucapkan kata sudah ikhlas atas kepergian kedua orang tuanya. ”Saya sudah ikhlas,” ucap YG sembari mengatakan jika pihak keluarga tidak berkenan untuk membawa kasus kematian kedua orang tuanya ke pihak kepolisian.
YG menambahkan, semenjak kedua orang tuanya meninggal dunia, pihak keluarga memilih untuk fokus menjalankan ritual keagamaan, yakni tahlilan. ”Iya persiapan untuk tahlilan tiga harian besok (Kamis 12/3/2020),” ungkap YG yang kemudian melihat ke arah terpal di depan rumahnya sembari mengatakan untuk persiapan acara tahlilan.
Tidak lama setelah itu, adik korban JW yang sejak awal mendampingi YG beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri anaknya yang kemudian masuk ke dalam rumah.
Baca Juga : HMI Kisip Brawijaya Salurkan Bantuan APD dan Handsanitizer ke RS Saiful Anwar
Di dalam rumah korban, terpantau ada sekitar 3 hingga 5 orang perempuan yang merupakan saudara dari pasutri tersebut. Maklum saja, tempat tinggal keluarga besar JW memang berada tidak jauh dari rumah korban.
Sebagai informasi, Rabu (11/3/2020) siang sekitar pukul 13.00 WIB, tiga anggota kepolisian dari Polsek Wagir nampak mendatangi rumah korban. Kedatangan penyidik tersebut juga didampingi oleh perangkat desa setempat.
Sekitar setengah jam kemudian, rombongan penyidik tersebut bergegas meninggalkan rumah duka dengan menenteng segebok berkas di tangannya. Tidak lama setelah itu, mobil patroli dan sepeda motor yang dikendarai polisi dan perangkat desa langsung putar arah dan meninggalkan lokasi kejadian.
Seperti yang sudah diberitakan, JW (43) ditemukan meninggal dunia lantaran bunuh diri dengan cara mengikat lehernya menggunakan seutas tali tampar.
Sedangkan sang istri yang berinisial YI (38), ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mulut mengeluarkan busa dan tergeletak di atas kasur. Hal inilah yang menyebabkan penyidik kepolisian menduga jika YI meninggal karena menenggak racun.
Polisi menduga, motif bunuh diri pasutri asal Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang ini lantaran hubungan keluarga keduanya berjalan tidak harmonis. Pertikaian keluarga ini, bermula saat JW memutuskan untuk menikah lagi. Dari istri sirinya, pria yang berusia lebih dari kepala empat itu, dikaruniai seorang anak yang masih berusia balita.
Motif bunuh diri masal yang dikarenakan masalah rumah tangga ini, dikuatkan dengan adanya keterangan beberapa saksi, yang menyatakan jika hari ini (Selasa 10/3/2020), keduanya akan menjalani sidang putusan dari gugatan cerai yang dilayangkan YI ke Pengadilan Agama Kabupaten Malang.
”Kasusnya masih dalam penyidikan, anggota sedang mendalami di lapangan untuk memastikan apakah benar istri (YI), meninggal karena bunuh diri dengan cara meminum racun,” tutup Kapolsek Wagir, AKP Sri Widyaningsih.