Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Budaya dan Seni

Indah nan Lengang, Nostalgia Kesejukan Malang Raya ketika Belanda Datang Lewat Lukisan Abraham Salm

Penulis : Dede Nana - Editor : Nurlayla Ratri

24 - Feb - 2020, 17:10

Placeholder
Wendit, Pakis, di tahun 1865 yang diabadikan dalam lukisan oleh Salm (Ist)

MALANGTIMES -  Pada masa pendudukan kolonial Hindia Belanda, sekitar 1914, daerah Malang dijadikan wilayah gemente atau kotapraja. Malang juga menjadi tempat peristirahatan.

Keindahan Malang pun banyak diabadikan dalam bentuk lukisan litografi.

Baca Juga : Atlesta Telurkan Album Instrumental Hasil Pengasingan Diri di Tengah Pandemi Corona

Mulai menyeruak di tanah Nusantara pada paro abad ke 17, litografi dikenal sebagai seni cetak paling kuno yang ditemukan di tahun 1796 oleh Jerman Alois Senefelder. 

Litografi di era kolonial Belanda menemukan objek fantastisnya. Panorama alam, budaya, arsitektur bangunan, dan berbagai hal menarik di kala itu.

Tak heran, VOC pun melakukan rekrutmen para pelukis untuk mendokumentasikan berbagai kekayaan objek di Hindia Belanda saat itu. 

Para pelukis yang kebanyakan orang Belanda dan Eropa yang lolos seleksi pun dikirim untuk menjelajahi Hindia Belanda. Tujuannya, untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan keadaan Hindia Belanda saat itu.

Festival di Gunung Arjuna, Malang (Ist)

Abraham Salm, satu dari pelukis Belanda yang selama 29 tahun mengabdikan dirinya untuk mengabadikan panorama eksotis Hindia Belanda. Tak terkecuali panorama Malang yang cukup banyak juga dilukisnya dengan teknik litografi.

Seniman kelahiran Amsterdam, Belanda (26 Maret 1857-13 Juni 1915) ini merupakan salah satu litografer berteknik tinggi selain JA Baik yang karyanya juga banyak mengeksplorasi berbagai eksotisme Hindia Belanda.

Kecintaannya pada panorama alam, misalnya, keindahan sungai Brantas, danau Wendit, pesta rakyat di kaki Gunung Arjuna, serta karya lainnya.

Selain melukis, Salm yang juga memiliki perkebunan tembakau di Malang. Namun sebagai litografer, kemampuan Salm diakui mumpuni di zamannya.

Lihatlah bagaimana Salm melukis "Pesta Rakyat di Gunung Arjuna Malang-1872" yang kini lukisannya tersimpan rapi dan menjadi koleksi di Museum Tropen, Amsterdam, Belanda.

Gunung Arjuno yang merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur (Jatim) setelah Gunung Semeru, (3.339 meter di atas permukaan laut) serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa, tampak menjulang tinggi. Salm menjadikan kemegahan Gunung Arjuno sebagai latar lukisannya.

Sungai Brantas (Ist)

Di kaki Gunung Arjuno, Salm mengabadikan gelaran festival yang dihelat masyarakat desa. Di lukisannya, terlihat kerumunan warga sedang menyaksikan tontonan di sebuah perkampungan. Beberapa rumah terlihat di lukisan Salm dan tentunya dengan keasrian hutannya.

Baca Juga : Kisah Dokter Muda di Indonesia, Atasi Wabah Menular di Kota Malang Tanpa Kenakan APD

Beralih ke lukisan Sungai Brantas, 1865-1872, Salm dengan indahnya memperlihatkan panorama bebukitan yang mengapit sungai Brantas dengan air yang deras dan melimpah sepanjang aliran.

Tak hanya melukis panorama sungai Brantas, Salm jeli menangkap sebuah dokumen yang penting bagi kepentingan pengetahuan ke depannya. Dengan memindah sungai Brantas di tahun 1872, lukisannya bisa jadi referensi sungai Brantas yang merupakan sungai terpanjang kedua di pulau Jawa, saat ini.

Di tahun yang sama, Salm juga melukis panorama sebuah danau di wilayah Malang. Diberi judul "Taman Wisata Wendit", Salm juga memperlihatkan keseimbangan antara manusia dan alam. 

Panen Kopi Dampit, Josias Cornelis Rappard (Ist)

Terlihat danau Wendit yang kini menjadi taman wisata dan airnya menjadi 'rebutan' untuk dikomersilkan, begitu luas dan jernihnya. Warga dalam lukisan Salm, asyik beraktivitas di danau Wendit. Terlihat ada yang mandi, berenang dan lainnya.

Banyak lagi lukisan dengan teknik litografi terkait Malang, selain dari buah tangan Salm. Misalnya Josias Cornelis Rappard (1882-1889) seorang kolonel infantri KNIL yang dikenal jago menggambar.

Lukisan Josias terkait Malang, adalah Panen Kopi Dampit yang dibuat tahun 1889. Dimana, dirinya mengabadikan era kejayaan kopi Dampit Kabupaten Malang di era kolonial. Plus menjelaskan lewat lukisannya, Dampit memang sejak lama menjadi sentra kopi terbaik.

 


Topik

Hiburan, Budaya dan Seni malang berita-malang Nostalgia-Kesejukan-Malang-Raya Lukisan-Abraham-Salm masa-pendudukan-kolonial-Hindia-Belanda wilayah-gemente kotapraja teknik-litografi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Nurlayla Ratri