MALANGTIMES - Kerajaan Majapahit lekat dengan image Jawa Timur (Jatim). Namun, tak semua temuan baru situs-situs kuno di Jatim adalah tinggalan Majapahit. Sederet temuan situs dan benda kuno di Jatim masih terus diteliti hingga saat ini.
Berdiri dalam rentang 1293-1500 Masehi, Kerajaan Majapahit yang pernah menguasai Nusantara itu memang menjadikan Jatim sebagai pusat administrasi pemerintahan. Sehingga, dimungkinkan tidak sedikit peninggalan-peninggalan bernilai sejarah yang masih belum ditemukan.
Baca Juga : Disebut Tak Sopan, Ustaz Abdul Somad Komentari Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah
Meski demikian, sejarawan Universitas Negeri Malang (UM) Dwi Cahyono menyampaikan, sederet temuan yang didapatkan beberapa waktu terakhir belum tentu semuanya peninggalan Majapahit. Itu sebabnya sampai saat ini masih terus dilakukan penelitian lebih mendalam lagi.
"Tidak bisa serta merta menyebut itu tinggalkan Majapahit. Karena Jatim maupun Jateng juga memiliki sejarah panjang terhadap perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Budha maupun Islam," katanya belum lama ini.
Selama ini, banyak yang berpendapat jika situs atau benda kuno yang ditemukan di Jatim ataupun Jateng merupakan peninggalan Majapahit. Hak itu sangat lumrah, lantaran Majapahit memang kerajaan yang sangat besar dan pasti akan mempengaruhi pendapat banyak orang.
"Temuan batu bata misalnya, yang selama ini selalu di-Majapahit-kan. Perlu hati-hati, apakah itu (peninggalan) Majapahit atau lintas massa. Karena nggak semua yang dari batu bata itu peninggalan Majapahit," imbuh Dwi.
Lebih jauh dia menyampaikan, bangunan suci era kuno selama ini sifatnya adalah lintas massa atau abadi. Terlebih bagi masa yang memiliki kepercayaan yang sama. Maka bangunan-bangunan suci tidak akan diubah secara total saat ada perubahan kekuasaan. Namun, akan dilakukan penambahan-penambahan saja pada beberapa area.
Itu sebabnya, identifikasi terhadap temuan kuno perlu selalu berhati-hati. Karena sangat mungkin, benda atau situs kuno tersebut sudah ada di era sebelumnya, atau telah bertahan dalam beberapa masa yang berbeda.
"Dan di Jatim maupun Jateng itu ada banyak kerajaan Hindu-Budha yang bertahan lama, sebelum akhirnya kerajaan Islam ekspansi ke Jatim. Itu juga harus diperhatikan," papar dia.
Baca Juga : Bikin Adem, Lagu Bertema Istri Rasulullah Ini Banyak Didengar di Tengah Pandemi Covid-19
Dia menjelaskan, ada banyak cara untuk mengetahui asal muasal temuan tersebut. Petunjuk yang paling bagus adalah angka tahun yang biasanya melekat pada sebuah peninggalan. Namun selama ini, tak semua benda dan situs kuno dilengkapi dengan angka tahun.
"Kalau nggak lihat gaya etnografis dan arsitektural dan hanya bisa diprakirakan abad sekian. Itu namanya relatif dating," terangnya lagi.
Lebih jauh, dia berpendapat jika temuan yang banyak selama 10 tahun terakhir merupakan temuan yang amat penting. Banyak teori baru yang sangat dimungkinkan muncul pasca adanya temuan-temuan tersebut. Sehingga, dia sangat berharap akan ada tindak lanjut untuk kepentingan edukasi bagi masyarakat.
"Jangan hanya berhenti heboh di awal terus dikunjungi wisatawan, habis itu tidak diurus. Itu yang berbahaya. Karena saat diunggah begitu saja, itu hampir sama dengan kita ngasih petunjuk pada maling yang suka dengan benda kuno. Jadi di satu sisi bisa jadi berkah, tapi sisi lain juga bencana," pungkasnya.