MALANGTIMES - Jumlah pengrajin wayang kulit terus menyusut. Bahkan, di Kota Malang yang sebelumnya ada sejumlah pengrajin, kini tinggal beberapa orang saja. Salah satunya adalah Rachmad Susmedi.
Pengrajin Wayang dari kulit yang sering dikenal dengan sebutan Susmedi hingga saat ini masih eksis. "Kalo di Kota Malang ada pembuat wayang juga, tapi kalo yang dari kulit cuma saya saja" ujar Susmedi.

Bertempat di jalan Peltu Sujonl gang anggrek no 10 Ciptomulyo Kota Malang, ia memulai usahanya bersama istrinya Sri Supatmi sejak tahun 1989. Berawal dari kegemaran dan hobby memainkan wayang sejak kecil, Susmedi memulai mulai mencoba membuat wayang hanya dari kertas karton. Dari situlah pria pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan mantan satpam di pabrik kulit di Malang, mulai menekuni bisnis kecil kerajinan wayang kulit.

Kerajinan wayang kulit yang dibuatnya ini, semua prosesnya dilakukan secara manual. Mulai dari proses penjemuran kulit hingga pengecatan ia lakukan secara manual dengan istrinya. Rata - rata ia bisa membuat 1 wayang siap pakai dengan menghabiskan waktu selama 2 minggu untuk pembuatan wayang kulit. Selama proses pembuatan, Susmedi hanya mengerjakan penjemuran kulit hingga proses penatahan atau membentuk karakter wayangnya saja. Sedangka untuk pewarnaanya dilakukan oleh istrinya.

Harganya sendiri ia banderol dengan harga antara Rp 150 ribu hingga Rp 1 jutaan setiap wayangnya tergantung ukurannya. Uniknya, wayang kulit yang ia buat ini berbahan kulit split, bagian dalam dari kulit sapi. Sehingga, selain memiliki kualitas yang cukup bagus, wayang ini juga lebih kuat daripada wayang yang terbuat dari kulit sapi asli, kulit sapi bagian luar.

"Wayang saya ini lebih kuat dan agak tebal, soalnya dari kulit sapi bagian dalam. Kalo sobek dikit itu masih aman, kalo kulit sapi yang biasanya di pake kan yang luar, sobek dikit, ya sudah, cuil itu wayangnya" kata Susmedi.
Tak hanya warga dari lokal Indonesia saja yang membeli langsung ke tempat Susmedi, namun banyak wisatawan mancanegara seperti dari Australia, Jepang, dan Korea datang dan beli produknya. Sebagian juga sudah dibawa ke Suriname. "Kalo wayang ini sudah kemana - mana, Australia, Jepang, Korea, terus ada mahasiswa yang beli terus dibawa ke suriname" jelas Susmedi
Tak hanya wayang kulit saja, Susmedi juga membuat wayang dari bahan karton. Penyediaan wayang berbahan ini, diperuntukkan kepada mereka yang mencari wayang dengan harga sangat terjangkau. Selain wayang, ia juga membuat gantungan kunci wayang dari kulit, kemudian miniatur pertunjukan wayang, serta miniatur display wayang.
Baca Juga : Tips Aman Ambil Uang di Mesin ATM Saat Pandemi Covid-19
"Ada yang dari karton, biasanya yang beli itu anak sekolah, terus ada juga yang mau beli yang kulit, tapi duitnya kurang, jadi belinya yang karton," jelas Susmedi