JATIMTIMES – Kunjungan tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang ke UIN Mataram pada Jumat, 12 Desember 2025, menghasilkan rangkaian pembahasan strategis yang menegaskan komitmen dua kampus untuk memperluas kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat.
Pada pertemuan tersebut, Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. memberikan sambutan langsung. yang menyampaikan perlunya kerja sama yang lebih terstruktur, terukur, dan berorientasi jangka panjang.
Baca Juga : Sopir Mobil MBG yang Tabrak Guru dan Siswa di Jakut Resmi Jadi Tersangka, Polisi Ungkap Motif Kelalaian
Dalam sambutannya, Prof. Masnun menegaskan bahwa hubungan antara UIN Malang dan UIN Mataram memiliki fondasi historis kuat melalui jaringan Persemuruan Eks-IAIN Sunan Ampel. Menurutnya, ikatan itu tidak hanya memiliki nilai simbolik, tetapi penting untuk memperkuat agenda strategis kedua institusi. “Tagline kami Cendekia, Terbuka, Unggul bukan hiasan. Keterbukaan menjadi dasar agar sinergi dengan UIN Maliki Malang dan institusi lain terus berkembang,” ujarnya.
Di hadapan delegasi yang dipimpin Ketua LP2M UIN Maliki Malang, Dr. KH. Isroqunnajah, M.Ag., Prof. Masnun juga menekankan pentingnya memperluas cakupan riset lintas wilayah. Ia mendorong agar kerja sama tidak berhenti pada pertemuan formal, tetapi berkembang menjadi jejaring penelitian nasional dan internasional. “Harmoni antar-kampus bukan sekadar etika akademik. Ini prasyarat untuk menyelesaikan agenda strategis dan mempercepat capaian kelembagaan,” tegasnya.
Ketua LP2M UIN Mataram, Prof. Dr. H. Kadri, M.Si., menyampaikan apresiasi atas kontribusi UIN Malang dalam proses rekognisi nasional yang dicapai LP2M UIN Mataram. Ia menyebut dukungan tersebut sebagai salah satu faktor penting dalam peningkatan tata kelola penelitian. “Berkat asistensi dari UIN Malang, kami mencapai tonggak sejarah pertama: rekognisi nasional. Selanjutnya, kami ingin mempercepat tonggak sejarah kedua, yaitu pengakuan internasional,” ungkapnya.
Pertemuan inti kemudian dilanjutkan dengan pemaparan program masing-masing pusat studi. LP2M UIN Maliki Malang hadir dengan formasi lengkap mulai dari ketua, sekretaris, kepala pusat kajian, hingga tim teknis. Struktur serupa juga ditunjukkan LP2M UIN Mataram. Komposisi tersebut memperlihatkan bahwa kedua lembaga menempatkan pertemuan ini sebagai ruang kerja sama setara, bukan sekadar kunjungan seremonial.
Pembahasan mengerucut pada beberapa topik prioritas. Di antaranya penguatan roadmap penelitian, pengembangan model pengabdian masyarakat berbasis desa dampingan, kolaborasi publikasi ilmiah, integrasi data lapangan, peningkatan kapasitas research assistant, hingga peluang pertukaran peneliti antar-kampus. Diskusi juga mencakup langkah-langkah teknis percepatan indeksasi jurnal, pendampingan tata kelola penerbitan, serta peluang konferensi ilmiah bersama.
UIN Maliki Malang memaparkan pengalaman mereka dalam penguatan pusat kajian, manajemen jurnal, dan pengembangan ekosistem riset integratif yang selama ini menjadi rujukan nasional. Sementara UIN Mataram menawarkan wilayah riset yang lebih luas, terutama terkait kajian masyarakat pesisir, komunitas adat lokal, dinamika keberagamaan di NTB, serta isu moderasi beragama berbasis sosial-kultural kawasan timur Indonesia.
Baca Juga : Memanas, Ketua Pantia Seleksi Perangkat Desa Rejotangan Rahasiakan Pembuat Soal Ujian
Di sela diskusi, muncul pula rencana penyusunan naskah akademik bersama, pengembangan KKN tematik lintas kampus, hingga penyelenggaraan workshop metodologi penelitian sebagai tindak lanjut intensif pertemuan ini. Beberapa peneliti muda dari dua kampus bahkan mulai mengidentifikasi tema penelitian potensial yang bisa dikembangkan menjadi publikasi bersama.
Menutup pertemuan, Dr. KH. Isroqunnajah menegaskan bahwa UIN Malang membuka ruang kolaborasi yang bersifat saling menguatkan. “Kita ingin berjalan bersama sebagai mitra. Bukan satu sebagai pembimbing dan yang lain sebagai pengikut. Kolaborasi harus bersifat setara dan berkelanjutan,” ujarnya.
Pertemuan tersebut mengarah pada komitmen tindak lanjut yang konkret. Kedua LP2M sepakat menyusun agenda bersama untuk memetakan langkah teknis kolaborasi pada awal tahun mendatang. Fokus utamanya mencakup pembangunan jejaring riset antar-pulau, penguatan kapasitas kelembagaan, dan pengembangan program pengabdian masyarakat yang dapat menjangkau wilayah yang lebih luas.
