JATIMTIMES - Di tengah ketatnya persaingan akademik antarperguruan tinggi, satu nama dari Universitas Brawijaya (UB) kembali mencuri perhatian: Angelo Tomas Junior. Mahasiswa Kimia angkatan 2022 ini berhasil mengibarkan bendera kampusnya lewat raihan medali perunggu di ajang Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA-PT) 2025. Kompetisi tingkat nasional itu digelar pada 16-20 November 2025 di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.
Prestasi Angelo bukan sekadar angka atau apresiasi di atas kertas. Ia hadir sebagai bukti bahwa mahasiswa UB mampu bersaing di arena akademik paling sengit, tempat ratusan peserta dari seluruh penjuru Indonesia berebut kursi finalis. Prosesnya berlapis: dari seleksi di kampus masing-masing, bertarung di tingkat regional, hingga akhirnya hanya 65 finalis nasional yang mendapatkan tiket menuju Bandung.
Baca Juga : DPRD dan Pemkab Situbondo Sepakati Ranperda APBD 2026
Di UB sendiri, seleksi bidang kimia berjalan seperti maraton akademik. Puluhan peserta disaring ketat hingga tersisa 10 mahasiswa terbaik, yang kemudian masuk ke fase pembinaan intensif bersama para dosen. Dari sana, jumlahnya kembali dipersempit menjadi lima wakil yang dikirim ke tingkat regional. Hanya nama-nama terbaiklah yang kemudian melanjutkan langkah menuju final nasional.
Angelo tak menutupi rasa syukur dan kelegaannya. Medali ini adalah pencapaian pertamanya di tingkat nasional dan langsung berbuah podium. “Alhamdulillah bisa meraih juara ketiga, medali perunggu. Ini pertama kali saya ikut dan langsung dapat hasil. Rasanya senang banget,” ucapnya.
Prestasi ini tidak datang tanpa harga. Angelo mengaku berhadapan dengan tantangan klasik mahasiswa akhir, yakni tesis. Waktu menjadi lawan yang selalu mengintai. Ia menambal kekurangan jam belajar dengan strategi sederhana, yaitu dengan menyicil materi kapan pun terdapat waktu luang.
Ia mengulang kembali soal-soal ONMIPA tahun 2023 dan 2024, sekaligus meninjau materi kuliah yang mulai memudar dari ingatan. “Tantangannya lebih ke manajemen waktu. Saya sedang fokus tesis, jadi tiap ada waktu sebentar, saya gunakan buat belajar lagi,” ujarnya.
Kemenangan ini juga lahir dari dorongan orang-orang di sekitar Angelo. Para dosen pembimbing memberikan latihan, evaluasi, dan materi yang memetakan kelemahan sekaligus potensi. Teman-temannya pun ikut turun tangan, bahkan sampai membantu mengerjakan sebagian tugas tesis agar Angelo bisa fokus mempersiapkan ONMIPA. Dukungan inilah yang kemudian membentuk benteng mental yang membuatnya mampu bertahan di tengah tekanan akademik.
Setelah medali perunggu resmi ia genggam, perhatian Angelo perlahan kembali bergeser ke tugas utamanya sebagai mahasiswa tingkat akhir, yakni merampungkan studi dan menyelesaikan tesisnya. Di sisi lain, ia tetap membuka pintu selebar mungkin untuk kesempatan baru, termasuk kemungkinan mengikuti kompetisi tingkat internasional, jika suatu hari peluang itu menghampirinya.
Baca Juga : Dua Mahasiswa MIPA UB Raih Honorable Mention di ONMIPA-PT 2025, Buah Perjuangan 9 Bulan Tanpa Henti
Meski tahun depan ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk kembali berlaga karena terbentur aturan klasifikasi peserta, Angelo tetap menyimpan harapan besar bahwa tradisi prestasi di UB tidak hanya terjaga, tetapi juga semakin menanjak, dengan lahirnya lebih banyak mahasiswa yang berani tampil, berkompetisi, dan membawa pulang capaian yang lebih gemilang bagi almamater.
“Kami ingin UB tampil lebih kuat tahun depan. Tahun ini saja sudah ada dua honorable mention dan satu perunggu. Harapannya, makin banyak mahasiswa UB yang bisa tembus nasional dan bawa pulang medali,” tutupnya.
Sementara itu, ONMIPA-PT dikenal sebagai wadah pencarian talenta terbaik di empat bidang: matematika, fisika, kimia, dan biologi. Ajang ini menjadi ruang untuk mengasah ketajaman analisis mahasiswa, memperkaya kreativitas, serta mendorong inovasi dalam riset maupun pembelajaran.
