JATIMTIMES - Suasana haru dan bangga menyelimuti Gedung Bundar Al-Asy`ari Universitas Islam Malang (Unisma) ketika ribuan toga hitam bergerak serempak dalam Sidang Terbuka Senat Wisuda Sarjana dan Pascasarjana ke-77 pada 25-27 Oktober 2025. Sebanyak 1.642 lulusan dari sembilan fakultas dan satu program pascasarjana resmi dikukuhkan, menghadirkan deretan kisah perjuangan yang melampaui sekadar angka Indeks Prestasi Kumulatif.
Di antara ribuan wisudawan itu, tiga mahasiswi mencuri perhatian dengan prestasi akademik luar biasa sekaligus kisah hidup yang menyentuh. Mereka membuktikan bahwa kerja keras, disiplin, dan tekad mampu menembus batas apa pun.
Baca Juga : Dinas PU SDA Kabupaten Malang Rintis Data Digital 717 Daerah Irigasi
Salah satunya adalah Nilta Akmalia Mandala Putri, mahasiswi asal Banyuwangi dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab. Nilta berhasil menorehkan IPK sempurna 4,00 dalam waktu delapan semester. Dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kontrastif Antara Isim Tafdhil dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris serta Metode Pengajarannya, ia mengupas perbandingan struktur kalimat perbandingan antara dua bahasa dengan presisi linguistik yang tajam.
“Dalam bahasa Arab terdapat gender, sedangkan dalam bahasa Inggris tidak. Tapi keduanya sama-sama memiliki bentuk positif, komparatif, dan superlatif,” ungkap Nilta.
Nilta dikenal sebagai sosok yang disiplin dan konsisten. Ia tak pernah absen sejak semester pertama, selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, dan menjaga fokus meski tanpa aktif di organisasi kampus.
“Kuncinya disiplin. Kalau capek, istirahat sebentar, lalu lanjut lagi. Jangan malas, dan kalau tidak paham, tanya dosen,” ujarnya dengan senyum ringan. Lulusan yang menguasai tiga bahasa, Indonesia, Arab, dan Inggris, ini berencana melanjutkan studi ke jenjang S2 demi menuntaskan cita-citanya menjadi pendidik.
Kisah lain datang dari Badiatul Azizah, mahasiswi asal Pasuruan yang lulus dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan IPK 3,98 hanya dalam waktu 3,5 tahun. Penerima beasiswa OSC Medcom ini meneliti penerapan Model Pembelajaran Time Token dalam materi teks berita di SMAN 4 Blitar.
“Model ini membuat siswa belajar bergiliran, jadi semua dapat kesempatan berbicara. Tidak ada yang pasif,” jelasnya.
Metode pembelajarannya yang menggunakan media podcast berita terbukti meningkatkan kemampuan berbicara dan partisipasi siswa di kelas. Ia bahkan menyusun risetnya sambil menjalankan program Asistensi Mengajar, menunjukkan kemampuan manajemen waktu yang solid. Konsistensi belajar dan kebiasaan merangkum materi menjadi senjatanya.
Dari Fakultas Ilmu Administrasi, nama Desy Dwi Setyaningrum juga mencuri perhatian. Ia menulis skripsi bertajuk Pengaruh Social Media Marketing, Direct Marketing, dan Word of Mouth Marketing terhadap Minat Nasabah Menggunakan Byond by BSI di Era Digital Berdasarkan Generation Grouping.
Baca Juga : Tak Mau Warga Jadi Korban, Wali Kota Malang Ingatkan Developer Perumahan Serahkan PSU
"Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sekitar 70 persen nasabah menilai media sosial menjadi sarana paling efektif untuk memperkenalkan produk perbankan. “Sosial media marketing terbukti sangat menjangkau calon nasabah di era digital,” ujarnya.
Desy dikenal dengan kedisiplinan tinggi. Ia membatasi waktu belajar dua jam setiap hari dan menjaga rutinitas itu hingga lulus dengan IPK 3,97. Menariknya, Desy adalah seorang kembar, dan saudara kembarnya juga lulus di jurusan yang sama dengan IPK hanya selisih tipis, yakni 3,95. Ia mengaku memilih Unisma karena reputasinya sebagai universitas Islam swasta terbaik di Malang yang memadukan akademik dan nilai keislaman.

dr. Erna Sulistyowati, M.Kes., Ph.D., Wakil Rektor I Unisma menjelaskan, bahwa pelaksanaan wisuda memang dilaksanakan selama tiga hari, dari 25 hingga 27 Oktober 2025, karena jumlah lulusan yang mencapai lebih dari 1.500 orang. Dalam periode ini pula, sepuluh mahasiswa asing dari Thailand, Timor Leste, Brunei Darussalam, dan Sudan turut diwisuda melalui program beasiswa mandiri. “Ini bagian dari peran Unisma untuk dunia. Kami ingin pendidikan Islam di Indonesia juga menjadi bagian dari solusi global,” ujarnya.
Ia menambahkan, Unisma terus berkomitmen memperkuat langkah menuju predikat World Class University. Tahun ini kampus menambah enam guru besar baru serta mendorong peningkatan riset dan publikasi ilmiah internasional yang selaras dengan 17 poin Sustainable Development Goals (SDGs) PBB.
“Kami terus berikhtiar agar Unisma tidak hanya unggul di tingkat nasional, tapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat dunia,” tutupnya.
