Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kecantol Pelakor, Pelet Lintrik Bertindak

Penulis : Dede Nana - Editor : A Yahya

30 - Dec - 2018, 23:34

Placeholder
Ilustrasi media ilmu pelet Lintrik (Ist)

MALANGTIMES - Ilmu pelet bukan hal asing bagi masyarakat Jawa pada khususnya. Baik hanya diketahui dari mulut ke mulut maupun dalam berbagai tayangan media saat ini. 

Setua hikayat-hikayat Pulau Jawa, pelet terus ada dan berkembang dengan berbagai kepentingan di dalamnya. Menurut hikayat, pelet tercetus dari salah satu legenda Gunung Ceremai di Jawa Barat (Jabar). Yakni, nama pelet diambil dari nama seseorang yang konon sangat sakti yang bernama Nini Pelet. 

Baca Juga : Viral, Pegiat Medsos Diculik dan Dianiaya, Warganet Minta Polisi Bertindak


Nini pelet merupakan seorang tokoh yang merebut kitab mantra asmara yang diciptakan  tokoh sakti  bernama Ki Buyut Mangun Tapa. Salah satu yang ada dari isi kitab tersebut adalah ajian jaran goyang yang dikenal sangat ampuh untuk memikat hati lawan jenis.  Dari kitab mantra asmara inilah, ilmu pelet berkeliaran dalam masyarakat dan menjadi bagian dari kehidupan zaman itu serta menyeberang sampai saat ini.
 

Bukan hanya di tataran magis, pelet pun sangat menarik bagi dunia industri. Maka, jangan heran apabila urusan supranatural tersebut menjadi salah satu tayangan yang memiliki rating tinggi. Sisi gelap dan misterinya kerap membuat banyak orang penasaran, selain  karena begitu banyaknya nama pelet di berbagai daerah beserta efek menakutkan terhadap korbannya. 

Dari sisi lain, ternyata ilmu pelet tidak sekadar untuk mencelakakan manusia lain saja. Tapi, juga membantu untuk merebut kembali ‘miliknya’ yang sah. Misalnya, saat suami atau istri sah terkena pelet orang lain. Maka, cara merebutnya juga dengan pelet yang tentunya lebih memiliki kekuatan mistik lebih tinggi. 


“Almarhumah nenek bisa ilmu itu. Tapi alhamdulillah yang dipilih beliau yang baiknya. Jadi, ngelintrik suami yang kecantol pelakor (perebut laki orang) supaya balik lagi ke istri sahnya lagi,” tulis salah satu akun di Instagram yang memakai nama fitrizal_windy saat menyampaikan perdebatan mengenai ilmu pelet.


Ngelintrik, begitulah kalimat Fitrizal atas ilmu pelet yang disebut lintrik. Sebuah ilmu pelet tua yang termasuk golongan pelet bukan kelas teri. Bahkan pelet lintrik dikategorikan sebagai salah satu pelet hitam yang sangat ampuh untuk menundukkan target-nya. Apabila dipergunakan untuk hal negatif, lintrik yang konon didapatkan dari kekuatan jin atau makhluk halus yang dimasukkan pada sarana pelet (biasanya media kartu Belanda atau biasa disebut domino) ketika proses ritual berlangsung bisa membuat korban seperti mayat hidup jika tidak bisa bertemu dengan orang yang memeletnya. Bahkan, kerap membuat korbannya merasakan sakit yang tak tertahankan pada kepalanya. Siang kedinginan dan jika malam akan kepanasan. 


“…beliau bilang saat mau meninggal bahwa minta ilmunya dibuang. Anak cucunya jangan ada yang ikut jejak beliau,” tulis fitrizal_windy melanjutkan ceritanya mengenai sang nenek yang pernah memakai ilmu pelet lintrik untuk membantu orang-orang merebut kembali suaminya yang terkena bujuk rayu ataupun pelet dari para pelakor.


Walau dipakai untuk membantu sesama, pelet lintrik tetaplah sangat menakutkan dan bisa membuat pemakainya terkena pengaruh juga. Karena itu, nenek Fitrizal pun meminta agar ilmu tersebut dibuang dan jangan sampai dilestarikan anak dan cucunya. Sebab, sejatinya pelet lintrik yang memerlukan ritual khusus memang ditujukan untuk perbuatan yang tidak baik dan tidak benar.


Pelet lintrik bisa dikatakan adalah peletnya kaum hawa. Ini yang membedakannya dengan jenis pelet lain yang biasanya dipergunakan oleh para lelaki. Pada zaman dahulu ilmu ini banyak digunakan oleh para PSK untuk memikat calon pelanggannya agar tidak berpindah ke orang lain. Lambat laun berkembang untuk berbagai hal negatif dan destruktif. Sehingga pelet lintrik menjadi salah satu jenis pelet paling gelap dan menakutkan. Sekaligus tentunya memiliki jaminan keberhasilan saat dipergunakan oleh kaum hawa yang memakainya.

Baca Juga : Bicara soal Hoax, Hotman Paris Showan Pesantren Lirboyo Kediri


“Pernah cobain karena iseng. Tapi manjur juga kok,” tulis akun senja.sendu.21. Akun yeni_rahma31 pun menuliskan, “tetangga gue bisa, rata-rata dipakai janda yang kurang baik perilakunya,” sambungnya.


Lantas bagaimana seseorang berjenis kelamin perempuan bisa memiliki ilmu pelet lintrik tersebut? Dari beberapa literatur, untuk mendapatkan ilmu lintrik membutuhkan nyali dan mental yang kuat.


Ada beberapa tahapan ritual yang harus dilewati agar seseorang dapat menguasai ilmu pelet lintrik ini. Dimulai dengan harus mencuri kartu domino yang akan digunakan sebagai media pelet sampai dengan harus melakukan ritual bolak-balik ke kuburan keramat seorang diri. Tanpa busana sehelai pun dan juga tidak boleh terlihat oleh orang satu pun.

 Setelah itu, ada lagi tahap penggorengan media kartu yang telah diritualkan sampai dengan pembelajaran ilmu pembacaan kartu untuk dapat melakukan eksekusi nantinya.
Istilah kartu digoreng adalah kartu yang sudah ditanam selama satu bulan di taruh di dalam gendok (baskom terbuat dari tanah liat yang berisi dedak padi) dan diberi sesaji serta dibakari kemenyan. 

Selesai ritual goreng kartu ini, perangkat sudah siap untuk digunakan untuk memikat seseorang. Syarat lainnya adalah kartu ini tidak boleh dilihat oleh orang lain. Penggunaan kartu cukup dicampurkan dengan foto atau pakaian orang yang dimaksud dan diberi sesaji, dibakari kemenyan dan mantra tertentu. (*)

 


Topik

Peristiwa malang berita-malang Pelet ilmu-pelet-Lintrik



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

A Yahya