JATIMTIMES - BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jawa Timur memprediksi ada sekitar 815 desa yang akan mengalami kekeringan di penghujung tahun 2025 nanti. Itu terjadi karena intensitas hujan mulai kurang dan bersamaan dengan datangnya musim kemarau.
Hal tersebut disampaikan oleh penata penanggulangan bencana ahli madya BPBD Jatim Drs Sriyono saat kegiatan Teras Informasi di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Jatim, Kamis (11/9).
Baca Juga : Komisi E DPRD Jatim Kunjungi UPT PSTW Magetan, Puguh: Hak-hak Dasar Lansia Harus Terpenuhi
"Kejadian kekeringan sejak bulan Mei hingga Desember 2025," terang Sriyono ketika menjawab pertanyaan wartawan.
Dia melanjutkan 815 desa tersebut tersebar di 241 kecamatan serta 25 kabupaten dan kota.
Adapun beberapa wilayah di Jawa Timur yang diprakirakan terkena bencana hidrometerologi. Yakni, Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Batu, Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.
Untuk mengantisipasi ini Sriyono mengaku sudah menyiapkan antisipasi. Yakni, dengan melakukan dropping air bersih ke desa-desa tersebut.
Untuk hal ini lanjut dia pihak BPBD Jatim tidak sendirian. Tapi juga turut dibantu oleh BPBD daerah yang ada di kabupaten maupun kota setempat.
Baca Juga : Lelang Aset Rampasan, Kejari Kota Malang: Ada Ruko Strategis hingga Tanah Luas
Namun khusus pada bulan September ini menurut Sriyono kekeringan masih belum begitu terjadi. Karena curah hujan masih tinggi di beberapa daerah.
"Hampir sebagian Jawa Timur masih terdapat hujan intensitas ringan dan sedang," pungkasnya.