JATIMTIMES – Amukan massa menghantam Gedung DPRD Kabupaten Blitar, Sabtu (30 Agustus 2025) malam hingga Minggu (31 Agustus 2025) dini hari. Tidak sekali, tapi empat kali gelombang massa datang bergantian. Gelombang terakhir justru paling besar dan berujung pada kobaran api yang melalap gedung wakil rakyat di Jl Kota Baru, Kanigoro.
Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi, tak menutup-nutupi kejadian ini. Ia menyebut massa mulai berdatangan sejak pukul 21.00 WIB. Gelombang pertama, kedua, hingga ketiga datang dengan jumlah kecil. Namun, meski sedikit, massa sudah sempat mencoba menyulut api di bagian belakang gedung.
Baca Juga : Kisah Ketawadhuan Abu Bakar dan Ali: Dialog Mulia di Pintu Rumah Nabi
“Tapi waktu itu cepat dipadamkan petugas,” ujarnya pada Minggu pagi.
Situasi berubah mencekam ketika gelombang keempat datang sekitar pukul 03.00 WIB. Jumlah massa tiba-tiba membengkak, jauh lebih banyak dari sebelumnya. Menurut Supriadi, inilah gelombang yang membuat gedung DPRD akhirnya tak bisa diselamatkan.
“Saya pulang dari DPRD pukul 01.30 WIB. Kalau dihitung, ada empat gelombang massa. Dan yang terakhir itu luar biasa banyaknya,” katanya.
Pantauan di lokasi, Minggu pagi sekitar pukul 07.30 WIB, bekas amukan massa tampak nyata. Ruangan-ruangan di gedung DPRD porak poranda. Kursi dan meja terbalik, kaca jendela pecah berserakan, sementara sisa kebakaran masih mengepulkan asap tipis. Api sudah padam, tapi aroma hangus kayu dan plastik masih menusuk hidung.
Petugas pemadam kebakaran sempat berjibaku berjam-jam untuk memastikan bara api benar-benar padam. Namun, kerusakan terlanjur parah. Sejumlah ruangan di lantai dua, termasuk ruang humas dan gudang arsip, hangus terbakar. Beberapa perangkat elektronik juga raib, diduga dijarah saat kerusuhan pecah.
Meski begitu, Ketua DPRD menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa. Ia mengaku prihatin atas kerusakan yang ditimbulkan. “Saya pribadi sangat menyayangkan peristiwa ini. Untuk langkah ke depan, kami akan berkoordinasi dengan aparat hukum dan keamanan,” ungkapnya.
Hingga Minggu siang, aparat kepolisian masih berjaga ketat di sekitar gedung. Garis polisi dipasang mengelilingi halaman DPRD. Warga yang penasaran hanya bisa melihat dari kejauhan, beberapa mengabadikan kondisi gedung dengan kamera ponsel.
Baca Juga : Massa Mengamuk, Gedung DPRD Kabupaten Blitar Dibakar dan Dijarah
Informasi yang beredar, massa bukan hanya membakar, tetapi juga melakukan penjarahan. Televisi, komputer, hingga sejumlah dokumen penting disebut-sebut ikut hilang. Situasi ini menambah daftar kerugian yang dialami DPRD Kabupaten Blitar.
Meski mengalami kerusakan parah, Supriadi menekankan pihaknya tidak akan gegabah mengambil langkah. Ia menyebut DPRD tetap terbuka untuk dialog. “Kami menerima kejadian ini sebagai bagian dari dinamika. Namun tentu keamanan tetap harus dijaga agar tidak ada lagi peristiwa serupa,” tuturnya.
Peristiwa dini hari itu bukan sekadar luka bagi Blitar, melainkan juga catatan kelam bagi wajah perpolitikan nasional. Gedung rakyat yang mestinya menjadi simbol demokrasi justru luluh lantak oleh amarah massa. Hingga kini, belum ada keterangan resmi mengenai siapa dalang di balik aksi tersebut dan apa motif pembakaran.
Satu hal yang pasti, api memang sudah padam, namun bara kemarahan massa tampaknya belum benar-benar sirna.
