JATIMTIMES - Telaga Sarangan kembali menjadi sorotan, bukan karena pesonanya, melainkan ulah seorang pedagang yang memarahi pengunjung lantaran membeli nasi pecel dari pedagang asongan yang melintas di depan warungnya. Kejadian tidak mengenakkan ini terekam dan viral di media sosial, memicu beragam reaksi dari warganet serta menimbulkan kekhawatiran soal kenyamanan wisatawan di Sarangan sebagai destinasi unggulan.
Sekdin Pendidikan dan Pariwisata Kabupaten Magetan Eka Radit yang dihubungi awak media menjelaskan bahwa Sarangan dengan lokasi yang menyatu dengan pemukiman penduduk memang menjadi tempat yang potensial untuk melakukan usaha untuk sumber penghidupan.
Baca Juga : Usai Mandor dan Jupang, Giliran Pedagang Asongan Didata Ulang di Terminal Arjosari
"Kami akan sesegara mungkin mengumpulkan ketua-ketua paguyuban, meskipun tidak semua yang berjualan di dalam sana kebanyakan diatur dengan kesepakatan bersama. Untuk dapat mengedukasi para pedagang tersebut," ungkapnya.
Peristiwa kecil seperti konflik antara pengunjung dan pelaku usaha seharusnya tidak dianggap sepele. Dalam dunia pariwisata yang mengandalkan kenyamanan dan pengalaman, perlakuan yang tidak menyenangkan bisa berdampak besar pada citra dan keberlangsungan tempat wisata.
"Dan ke depan, kami akan menyusun draft untuk nanti bisa menjadi peraturan bupati tentang pengelolaan Telaga Sarangan. Sampai saat ini tercatat hampir 4000 lebih pelaku usaha di pariwisata Sarangan. Yang penting ini sebagai pembelajaran kami juga untuk pengelolaan ke depan," lanjutnya.

 
                            