JATIMTIMES - Tanpa rambut yang terurai panjang, Hime bergaya dengan pakaian dan atribut menyerupai Elaina dari Anime Wandering Witch: The Journey of Elaina. Gadis 22 tahun itu mengganti rambut berwarna dengan model hijab yang dibentuk sedemikian rupa.
Lengkap dengan topi dan tongkat penyihir, ia memainkan peran bak karakter fiksi animasi jepang itu dalam costum play (Cosplay). Agak berbeda dengan cosplayer pada umumnya, dara asal Kota Batu bernama asli Putri Anjani itu memilih Hijab Cosplay sebagai hobinya.
Baca Juga : Siswa MIN 2 Kota Malang Juara Lukis di Porseni Madrasah 2025, Madrasah Siapkan Pembinaan Bakat Berjenjang
Tertarik dengan beberapa tontonan semasa belia, menjadikannya melangkah lebih jauh. Menjiwai karakter fiksi menjelma aktivitas yang disenangi. Hime, seperti menyelam dalam lautan imajinasi.
Berkenalan dengan Hijab Cosplay, Sempat Ditentang hingga Dipandang Sebelah Mata
Kalender menunjukkan tahun 2003, Hime alias Putri dilahirkan sebagai Generasi Z. Tumbuh dengan berteman tontonan animasi di masa remaja, rasa penasaran dan kecintaan pada anime Jepang dan budaya pop pun muncul.
"Awalnya pengen cosplay itu karena aku sempat kepikiran kalau baju di anime itu lucu-lucu. Kayak cute gitu. Terus sempat sekali waktu ke event Jejepangan ternyata ada yang cosplay lalu aku lihat dan kepikiran, oh ternyata ada juga ya," cerita perempuan asal Kelurahan Ngaglik Kecamatan Batu itu.
Perjalanannya mengenal Cosplay lebih jauh bukan hal yang mudah. Hati dan pikirannya sempat dipenuhi keraguan. Hime sempat tak berani mencoba cosplay. Sebab, ia juga ditentang orang tua karena beberapa alasan.
Tak berhenti, rasa penasaran mendorong Hime terus mencari tahu tentang cosplay. Hingga ia menemukan para pelaku hijab cosplay dari negeri tetangga, Malaysia.
"Aku terinspirasi sama Cosplayer Malaysia yang juga hijab. Akhirnya bilang ke ortu ternyata Cosplay ga harus terbuka kok. Buktinya ada yang berhijab dalam cosplay," terang Hime.
Alhasil, Hime membunuh keraguan dengan mencoba hijab cosplay pertamanya. Dengan memerankan karakter kesukaannya Tsushima Yoshiko dan Love Live Sunshine. "Soalnya aku suka banget Love Live Series, sampai sekarang," ungkapnya.
Itu adalah tahun 2017, Hime menjajal cosplay sejak masih pelajar SMP kelas 2, sekitar usia 14-15 tahun. Namun, aktivitasnya itu ternyata tetap dilakukan diam-diam ranpa sepengetahuan dari orang tuanya. Tetap dengan hijab cosplay, Hime bermaksud untuk membuktikan ekspresi dirinya itu tetap bisa disalurkan meski dalam batasan.
"Di sana aku ngerasa kreatifitas itu ngga terbatas. Aku cari referensinya dari Instagram, dari cosplayer-cosplayer hijab Malaysia," tutur dia.

Hijab Cosplay yang dipilihnya itu tak serta merta langsung disambut baik. Di tengah para cosplayer lain di Malang Raya. Ia sempat dianggap sebelah mata. Beruntung, ia menemukan teman-teman sehobi yang menguatkan.
"Waktu itu juga nggak ada yang hijab cosplay. Kayaknya mereka juga pertama kali melihat hijab cosplay, dan banyak banget yang memandang sebelah mata. Agak kena mental si. Tapi waktu itu temen-temen event ada yang bantu dukung dan semangatin," ceritanya.
Hime sempat vakum ia SMA dan memilih fokus untuk persiapan kuliah. Dirinya mulai kembali aktif di tahun 2021. Mulai lagi dengan membuat akun cosplay, semakin ering ke event Jejepangan, dan bertemu dengan banyak orang ssama cosplayer.
"Kalau untuk kostum aku ada yang sewa, ada yang beli sendiri," bebernya.
Baca Juga : Jejak Intelektual Syekh Siti Jenar: Dari Baghdad ke Lemah Abang
Ia yang sempat ditentang saat awal bercosplay, kini mulai mendapat pemakluman dan dukungan keluarga. Sang ayah dan bundanya kini membebaskan Hime. "Katanya, yawes, yang penting kamu seneng," ungkap Hime menirukan.
Prinsip Hijab Cosplayer
Aktivitas cosplay kini semakin berkembang di Malang Raya. Hime tetap dengan dirinya, dengan batasan-batasan yang ia pegang, namun tetap merasa bebas menjadi karakter yang ia inginkan.
Prinsip sebagai hicoser (hijab cosplayer itu) ungkap Hime, yang jelas tidak menggunakan manset kain, tidak cosplay untuk kostum dengan desain terbuka arau ketat, meski menggunakan manset.
"Juga tidak membawakan karakter yang melewati batasan. Yang dimaksud di sini seperti karakter yang girls love, boys love, hentai, dan semacamnya," rincinya.
Selama menggeluti hijab cosplay, Hime tidak hanya bersenang-senang dengan imajinasi. Pada beberapa event anime, ia bahkan pernah memenangi kontes. Seperti juara 3 Coswalk (Costum Walk) saat menjadi Kokomi dari Genshin (Versi Maid) beberapa waktu lalu.
Ia pun tak menyangka, sebab dalam benaknya, itu Hime hanya mengisi waktu dengan hobinya dan mencari pengalaman. Lewat cosplay pula, ia banyak bertemu teman sehobi. Selain kostum, kini Hime merambah ke kegiatan Dance Cover, bersama grupnya yang bernama Aqua Lilium.
"Kalau jadi penghasilan, aku nggak sih ya. Karena cosplay ini murni aku jadikan hobi buat nyenengin diri sendiri," papar Hime.
Semakin kesini, Hime menyadari lamat-lamat publik dan komunitas Jejepangan itu sudah dapat menerima keberadaan hijab cosplay. Terlebih pelakunya makin menjamur. Ia merasa senang bisa bertemu banyak hicoser. Dia juga membagikan tips bagi siapa saja yang tertarik menggeluti hijab cosplay.
Paling penting baginya yakni berani mengambil langkah. Karena memang hijab cosplay tidaklah mudah. Baik dalam praktik, kostum dari sisi hijab cosplaynya itu sendiri, juga pandangan masyarakat.
"Perlu diingat batasan-batasan yang dirasa penting dan jangan merasa terbatasi. Cosplay itu seni kok, bebas mengekspresikan diri apa adanya," pungkasnya.