JATIMTIMES - CEO Tesla, Elon Musk resmi mundur dari jabatannya sebagai penasihat senior Gedung Putih dan memimpin Departemen Pemerintahan Federal AS (DOGE).
Melalui cuitannya di X, Elon Musk mengonfirmasi dengan berterimakasih atas kepercayaan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menjadikannya sebagai penasihat senior segera berakhir.
Baca Juga : Usulan ASN Pensiun 70 Tahun, Anggota Komisi II DPR Ahmad Irawan: Hambat Regenerasi
"Karena masa tugas saya sebagai Pegawai Pemerintah Khusus akan segera berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan untuk mengurangi pemborosan pengeluaran," ujar Musk melalui akun X pribadinya @elonmusk.
"Misi @DOGE hanya akan semakin kuat seiring berjalannya waktu karena menjadi bagian dari gaya hidup pemerintahan," sambungnya.
Meski begitu, Elon Musk tidak menjelaskan secara detail alasan dirinya mundur dari pemerintahan AS. Namun, ia sudah mengisyaratkan keinginan meninggalkan jabatan itu dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara melansir Reuters, Kamis (29/5/2025), kabar ini sudah dikonfirmasi oleh pejabat Gedung Putih. "Pemberhentiannya akan dimulai malam ini," kata pernyataan resmi.
Meski ditinggal Musk, Gedung Putih menegaskan bahwa misi DOGE akan terus berlanjut. "Misi DOGE akan terus menguat sebagai budaya kerja baru dalam pemerintahan," lanjut pernyataan resmi.
Meski alasan Musk mundur dari pemerintahan Donald Trump tidak diketahui, namun banyak pihak yang berspekulasi bahwa Musk mundur ada kaitannya dengan kritik keras yang ia sampaikan pada RUU pajak andalan Trump yang menyebutnya terlalu mahal dan kontraproduktif dengan misi efisiensi pemerintah yang ia pimpin.
Selain itu, Musk juga sempat berselisih dengan sejumlah pejabat kabinet, termasuk menyerang penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro, yang ia sebut sebagai "idiot" karena menolak usulan perdagangan bebas tarif antara AS dan Eropa.
Baca Juga : Kemdiktisaintek Tanggapi Kebijakan AS yang Tangguhkan Penerbitan Visa Mahasiswa Asing
Tokoh teknologi kelahiran Afrika Selatan itu ditunjuk sebagai pegawai khusus pemerintah, sebuah status yang memungkinkannya bekerja di lembaga federal hingga 130 hari dalam setahun. Jika dihitung sejak pelantikan Trump pada 20 Januari, batas waktu itu diperkirakan akan tercapai pada akhir Mei.
Selama menjabat di pemerintahan Trump di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), Musk terus memangkas pengeluaran secara drastis, dari 2 triliun dolar AS menjadi 1 triliun, kemudian menjadi 150 miliar. Namun ide ini mendapat penolakan dan ia semakin menunjukkan rasa frustrasi atas hal itu.
Tak jarang ia berselisih dengan para anggota senior pemerintahan Trump lainnya, yang merasa kesal dengan upaya pendatang baru tersebut dalam mengubah departemen mereka. Musk pun menghadapi reaksi politik yang keras atas upaya efisiensi tersebut.
Namun, jabatan Musk di pemerintahan Trump memang selalu dimaksudkan untuk sementara. Baru-baru ini, ia pun memberi isyarat akan kembali menjalankan bisnisnya dalam produksi mobil listrik Tesla dan perusahaan roket SpaceX.
"DOGE hanya menjadi kambing hitam untuk segala hal," kata Musk kepada Washington Post, menjelang peluncuran roket SpaceX. "Ada sesuatu yang buruk terjadi di mana pun dan kami akan disalahkan meskipun kami tidak ada hubungannya dengan itu," katanya.