JATIMTIMES - Semenjak awal Ramadan 2025/1.446 hijriah, para jamaah salat tarawih dan salat subuh di Masjid Al Ilyas, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang mendapatkan uang hingga Rp 20 ribu. Hal itu sontak memantik antusias para jamaah untuk beribadah dan bahkan viral lantaran jumlah jamaah yang ikut beribadah di masjid tersebut mencapai kisaran 15 ribu orang.
Sosok di balik kedermawanan terhadap para jamaah tersebut merupakan seorang pengusaha rokok. Dia karib disapa oleh masyarakat khususnya warga setempat dengan panggilan Abah Haji Sulaiman.
Baca Juga : Antisipasi Kerawanan, Polisi Intensifkan Patroli hingga Terjunkan Petugas di Tempat Ibadah
Sosok itulah yang kemudian mencetuskan Tim Media Rumah Djoeang HSM. Tim inilah yang hingga kini masih istiqomah menyalurkan sedekah kepada para jamaah Masjid Al Ilyas di momen Ramadan.
Tim Media Masjid Al Ilyas atau Tim Media Rumah Djoeang HSM Muhammad Haris Nur Azizi menerangkan, Rumah Djoeang HSM merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial dan keagamaan. Lembaga tersebut berada di bawah naungan Abah Haji Sulaiman sebagai penasihat beserta Muhammad Hafidz yang merupakan putra dari Abah Haji Sulaiman.
"Alasannya Abah Sulaiman tidak ada hal lain kecuali hanya untuk sedekah ke masyarakat. Jadi tidak ada niat apapun kecuali sedekah," ujar Haris saat ditemui JatimTIMES usai berlangsungnya tarawih.
Lantaran murni karena didasari niat mulia untuk bersedekah, disampaikan Haris, Abah Haji Sulaiman tidak terlalu memikirkan meski dirinya kini telah viral.
"Tanggapannya mengenai ramainya jamaah yang berbondong-bondong ke sini, Alhamdulillah. Ini merupakan suatu bentuk keberkahan karena banyak jamaah yang berkumpul jadi satu," imbuhnya.
Jika di rata-rata, diutarakan Haris, perkiraan ada sekitar 15 ribu jamaah yang ikut beribadah salat tarawih di Masjid Al Ilyas. "Total jamaah setiap malam itu sekitar antara 14 ribu-15 ribu jamaah yang hadir dari setiap daerah dan seluruh pelosok di Kabupaten Malang," tuturnya.
Belasan jamaah itulah yang rutin menerima sedekah berupa uang dari Abah Haji Sulaiman. "Betul, jadi rezeki yang dibagikan Abah Sulaiman untuk jamaah yang tarawih itu Rp 20 ribu per orang," jelasnya.
Haris menyebut, secara umum salat tarawih di Masjid Al Ilyas sama seperti tempat ibadah masjid maupun musala pada umumnya. Yakni diselenggarakan salat isya terlebih dahulu, sebelum kemudian dilanjutkan salat tarawih dan witir.
"Karena kita berakidah Ahlussunnah wal Jamaah, NU (Nahdlatul Ulama). Jadi kami tetap ikut seperti NU, ada sekian rakaat. 23 rakaat sekalian salat witir," beber Haris.
Selain salat tarawih berjamaah, Abah Haji Sulaiman juga turut menginisiasi pembagian rezeki kepada para jamaah salat subuh di Masjid Al Ilyas. "Kalau untuk ibadah lainnya, setiap salat subuh juga banyak, tidak jauh beda seperti ini (tarawih) total jamaahnya. Tapi untuk yang subuh itu Rp 10 ribu per orang," tuturnya.
Sementara itu, guna merealisasikan sedekah yang disalurkan Abah Haji Sulaiman, disampaikan Haris, sedikitnya ada ratusan petugas yang dilibatkan. Sehingga dipastikan setiap jamaah akan mendapatkan rezeki yang sama rata.
Baca Juga : Buka Puasa Harus Mendengar Adzan atau Cukup Sesuai Jadwal Imsakiyah?
"Ada sekitar 300-an petugas yang siap untuk membantu pengkondisian itu, terdiri dari kepolisian, Banser, Kodim, hingga takmir masjid yang semuanya turut berkolaborasi," ujarnya.
Sementara itu, dari pantauan JatimTIMES, agenda salat tarawih yang berlangsung di Masjid Al Ilyas selalu membeludak hingga ke halaman maupun teras warga. Panjang saf atau deret jamaah sekitar 300 meter dari lokasi masjid Al Ilyas.
Semua jamaah terlihat tertib. Tidak ada yang berebut tempat salat maupun saat pembagian sedekah dari Abah Haji Sulaiman. Sebaliknya, para jamaah ada yang membawa alas maupun perlengkapan ibadah sendiri untuk salat tarawih maupun subuh berjamaah. Sementara saat pembagian sedekah, petugas lah yang mendatangi satu per satu jamaah.
Seusai salat dan menerima sedekah, para jamaah juga langsung bubar dengan tertib. Bahkan, meski banyak jamaah yang berlalu-lalang dan menyeberang jalan, namun tidak sampai mengakibatkan kemacetan. Maksimal hanya terjadi kepadatan namun kendaraan tetap bisa melintas.
Di akui Haris, ketertiban para jamaah tersebut juga tidak terlepas dari peran sejumlah pihak. Yakni mulai dari institusi kepolisian, TNI, Banser, pengurus dan takmir Masjid Al Ilyas, hingga sejumlah relawan. Ratusan tim gabungan itulah yang saling berbagi tugas.
Terpantau, ada yang bertugas mengatur jamaah, arus lalu lintas, dan bahkan parkir kendaraan yang terdiri mulai dari roda dua, mobil, hingga kendaraan berukuran besar lainnya yang ditumpangi oleh para jamaah.
"Semuanya bersatu, berkolaborasi untuk efisiensi pengkondisian jamaah. Baik itu dari segi lalu lintas maupun dari parkir, ketertiban, dan semuanya," tuturnya.
Haris memastikan, tidak ada persyaratan khusus bagi jamaah yang ingin beribadah di Masjid Al Ilyas. Termasuk bagi mereka yang ingin berjamaah salat tarawih maupun salat subuh.
Pihak pengurus Masjid Al Ilyas juga tidak memungut biaya untuk parkir kendaraan meskipun keamanannya terjamin. "Parkir kendaraan free, tidak ada pungutan biaya apapun," pungkas Haris.