Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa Bursa Inovasi Desa, dari Kabupaten Malang untuk Indonesia (3)

Lewat Bumbu Pedas, Kampung Es Krim Pertama di Indonesia Ini Semakin Menggoda

Penulis : Dede Nana - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

14 - Oct - 2018, 22:04

Placeholder
Es krim bentuk telur buaya dari kampung es krim pertama di Indonesia yang terletak di Dusun Damean, Tamanharjo, Singosari, Kabupaten Malang. (Ist)

MALANGTIMES - Banyak cara mengangkat perekonomian masyarakat desa hingga menjadi desa mandiri seperti yang diharapkan pemerintah. Seperti yang dilakukan di Dusun Damean, Tamanharjo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ini.

Sebagai wilayah yang kadung terkenal dengan sejarah besar kerajaannya, warga Damean, Tamanharjo, mencoba mencari celah kreatif untuk mencitrakan desanya secara berbeda. Unik dan dijamin membuat siapa pun akan meneteskan air liur karena tergoda. Pasalnya, di Damean, Anda akan disuguhi dengan beragam es krim buatan warga desa, baik yang tradisional maupun yang modern.  

Baca Juga : Mokong Keluyuran Malam Hari, Warga Jalani Rapid Test Covid-19 di Tempat

Tidak hanya satu dua rumah. Produksi es krim di desa ini terbilang menyeluruh di RT 02 RW 03 Dusun Damean. Atau warga kampung tersebut secara menyeluruh menjadi pembuat dan penjual es krim. Tak pelak kalau akhirnya warga setempat menamakan kampungnya sebagai kampung es krim pertama di Indonesia. 

Terwujudnya kampung es krim pertama di Indonesia ini tidak lepas dari konsep "bumbu pedas".  Yakni sebuah konsep yang sedang terus dikuatkan oleh pemerintah melalui berbagai program ke tingkat desa. Konsep "bumbu pedas" di kampung es krim pertama di Indonesia ini adalah dengan menumBUhkan dan Mengembangkan Badan Usaha untuk Peningkatan Ekonomi Desa. 

“Terwujudnya kampung es krim memang dalam konteks meningkatkan perekonomian warga desa sini. Sehingga saat itu kami yang pertama berjualan es krim dan pasar ternyata meresponsnya. Akhirnya mengajak tetangga sekitar untuk usaha es krim,” kata penggagas kampung es krim Damean, Tamanharjo, Rohmat Basuki beserta istrinya, Luaeki Rosita, beberapa waktu lalu.

Sedikit demi sedikit, respons warga yang dididik oleh pasangan suami istri tersebut semakin banyak. Sehingga akhirnya Rohmat beserta tokoh masyarakat lain serta Pemerintah Desa Tamanharjo menyepakati dibentuknya kampung es krim pertama di Indonesia.

Berbagai jenis es krim pun mulai berlahiran di Damean. Sebut saja tar es krim, es krim cup, es krim Singapore dan es krim Kejepit. Pasar pun menyambut baik produk es krim tersebut. Tidak berhenti di proses produksi dan penjualan saja, warga Tamanharjo juga terus mengembangkan hal kreatif dan inovatif lainnya.

“Tentunya kami harus terus memikirkan hal inovatif dengan potensi besar kami. Selain jualan es krim, kami juga membuka edukasi cara pembuatan es krim di dusun kami. Lokasi kami sebagai lokus wisata cukup membantu untuk mengembangkan inovasi lainnya,” ujar Rohmat yang berencana bersama badan usaha mIlik desa (BUMDesa) ke depannya akan menambah spot swafoto, gazebo dan lainnya.

Keunikan inovasi kampung es krim Damean, selain menumbuhkan perekonomian bersama warga, juga menjadi pelengkap Singosari sebagai destinasi wisata. Wisatawan akan semakin memiliki varian pilihan berwisata saat berada di Singosari dengan adanya berbagai kampung tematik.

Baca Juga : Usul Pemakaman Nakes Covid-19 di TMP & Anugerah Bintang Jasa Berujung Bully untuk Ganjar

Disinggung primadona es krim sampai saat ini, Rohmat menjawab tar es krim yang banyak dicari pembeli. Tar es krim itu murni terbuat dari es krim dan tidak ada rotinya sama sekali. Dengan berbagai bentuk sesuai pesanan pembeli, satu tar es krim dibanderol sampai Rp 130 ribu. “Biasanya banyak dipesan untuk ulang tahun dan pernikahan. Es krim cup pun banyak diminati dikarenakan harga murah tapi enak dan sehat. Tidak kalah dengan es krim pabrik besar,” ujarnya. 

Inovasi kampung es krim ini oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Singosari diangkat dalam Bursa Inovasi Desa 2018 yang akan dilaksanakan Senin (15/10/2018) besok di Dome UMM. Dengan harapan yang sama, bahwa inovasi kampung ee krim tidak hanya dikenal di dalam daerah saja. 

“Tapi kita memiliki harapan dikenal di Indonesia juga. Seperti Kampung Cokelat Blitar. Potensi kita sangat besar. Tinggal cara mengenalkannya secara luas di masyarakat,” pungkas Rohmat. (*)


Topik

Peristiwa Bursa-Inovasi-Desa Inovasi-Desa-Terbaik Kabupaten-Malang Inovasi-Desa-Kabupaten-Malang-2018



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Sri Kurnia Mahiruni