JATIMTIMES - Bermula dari hobinya menggeluti dunia kontes merpati hias, kini Muhammad Kusolihudin, yang akrab disapa Udin warga Jalan Satsuit Tubun, Kota Malang sukses membudidayakan merpati hias.
Sebelum fokus dan sukses pada budidaya merpati hias, ternyata Udin awalnya beternak burung berkicau. Sayangnya budidaya burung berkicau ini dirasa kurang mulus.
Baca Juga : 700 Tahun Blitar: Mengenang Pertarungan Manusia dan Harimau dalam Rampogan Macan
“Karena kurang berhasil saya coba-coba ikut merpati hias ini. Awalnya dari hobi ini mulai ada sejak masa kuliah dan akhirnya memutuskan untuk berbudidaya di halaman rumah ini,” kata Udin, Minggu (4/8/2024).
Ya saat akan memasuki rumah Udin, pemandangan merpati hias menghiasi halaman rumah di Jalan Satsuit Tubun. Ada beragam jenis merpati hias yang dibudidaya di sana.
Empat jenis merpati hias yang jadi fokusnya karena punya keistimewaan masing-masing. Di antaranya, Bluenete dari Turki, German Nun dari Jerman, Old Dutch Capucine dari Belanda, dan Peligiser dari Hungaria.
Sudah tiga tahun lamanya Udin berkomitmen pada budidaya merpati hias dengan memilih empat jenis unggulan, yaitu Bluenete dari Turki, German Nun dari Jerman, Old Dutch Capucine dari Belanda, dan Peligiser dari Hungaria.
“Semuanya punya keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan merpati lokal. Namun saya lebih fokus memilih empat jenis unggulan ini,” terang Udin.
Usaha dan perawatan intensifnya terhadap 15 ekor merpati hias telah membuka pasar bagi produknya, tidak hanya di Malang Raya tetapi juga di daerah lain. Dengan kisaran harga jual dari Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per ekor. Selain itu Udin juga menyediakan merpati afkir dengan harga yang lebih terjangkau, yakni Rp 750 ribu per ekor.
Baca Juga : Ini Filosofi Tema dan Logo Hari Jadi Ke-1264 Kabupaten Malang
Meski sudah membudidayakan merpati hias, ternyata Udin masih kerap berpartisipasi dalam berbagai kontes. Bahkan Udin sering membawa pulang trofi dan hadiah.
Dengan memenangkan kontes, membuat harga jual merpati hias menjulang tinggi. Harga bisa melonjak mencapai Rp 15 juta per ekor. Pemasaran dilakukan melalui media sosial dan komunitas untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Ke depan, Udin pun akan terus membudidayakan empat jenis merpati hias tersebut. Dengan fokus dan konsisten hasilnya lebih memuaskan.
“Rencana saya akan terus mengembangkan, agar proses seleksi dari keturunan ini dapat dilakukan dengan lebih terfokus,” harap Udin kepada JatimTIMES.