MALANGTIMES - Masjid An-Nur Celaket. Apa istimewanya? Masjid yang terletak di Jl Jaksa Agung Suprapto II ini merupakan salah satu masjid tertua di Kota Malang. Masjid itu menjadi salah satu saksi bisu penyebaran ajaran Islam di Malang, khususnya di wilayah Celaket dan sekitarnya.
Pemerhati sejarah Malang Devan Firmansyah menyampaikan, masjid tersebut dibangun oleh keturunan Sunan Gunung Jati, yaitu Sayyid Sulaiman, yang sengaja ke Jawa untuk berdakwah di wilayah Samaan setelah sebelumnya mencari saudaranya di Pasuruan. "Itu berdasarkan sumber lisan dari takmir Masjid An-Nur KH Sudjak Hasan.
Beliau itu bisa dikatakan sesepuh yang mengelola masjid tersebut," kata Devan. Lebih jauh dia bercerita, saat berdakwah, Sayyid Sulaiman menikahi putri Ki Ageng Gribig yang bernama Nyai Kanigoro. Dari pernikahan itu, keduanya dikaruniai seorang anak bernama Sayyid Hazam. "Nyai Kanigoro ini makamnya ada di kompleks makam Ki Ageng Gribig," imbuhnya. Dalam proses menyebarkan ajaran Islam itu juga, Sayyid Sulaiman mendirikan langgar yang dinamai sebagai Langgar Cangkruk. Langgar tersebut digunakan sebagai pusat dakwah di kawasan Samaan dan Celaket. Awalnya, langgar tersebut sangat sederhana dan berbentuk rumah panggung dengan batu umpak sebagai fondasinya.
Diperkirakan, langgar dibangun pada 1911 M. "Tapi sayangnya, sisa pembangunan itu sudah hilang karena perombakan yang dilakukan secara total. Sehingga ciri asli dan nilai historisnya hilang begitu saja," ungkap pria berkacamata itu. Perjuangan dakwah Sayyid Sulaiman saat itu terus berlanjut. Hingga suatu saat ia dininta menuju Keraton Solo atas perintah raja Solo untuk menjadi qadi.
Namun sayangnya, Sayyid Sulaiman meninggal saat dalam perjalanan di Mojoagung, Jombang. Anggota Komunitas Jelajah Jejak Malang ini juga menyampaikan, cicit Sayyid Sulaiman menjadi ketua panitia proses pemugaran Langgar Cangkruk tersebut dan mengubahnya dengan nama Masjid An-Nur. Masjid ini dulunya juga menjadi sarang persembunyian para pejuang saat Agresi Militer Belanda tahun 1947-an. (*)