Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Sejarah Berdirinya PMII yang Hari Ini Rayakan Harlah Ke-64

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Yunan Helmy

17 - Apr - 2024, 07:23

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang pada tanggal 17 April 2024 merayakan hari lahirnya ke-64 tahun. (Foto: Dok. Istimewa)
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang pada tanggal 17 April 2024 merayakan hari lahirnya ke-64 tahun. (Foto: Dok. Istimewa)

JATIMTIMES - Tepat  17 April 2024, salah satu organisasi kemahasiswaan yang mengusung pemahaman Islam Ahlussunnah wal Jamaah, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), merayakan hari lahirnya yang ke-64 tahun. 

Dalam momentum membahagiakan ini, jajaran Pengurus Besar PMII juga telah meluncurkan logo dan twibbon resmi dalam rangka menyemarakkan Hari Lahir (Harlah) Ke-64 PMII  melalui media sosial instagram resminya: @pmiiofficial. 

"Download logo harlah PMII 64 Tahun melalui link yaa: bit.ly/harlahpmii64. Twibbon resmi harlah PMII 64 Tahun. Untukmu satu tanah airku, Untukmu satu keyakinanku, twb.nz/harlahpmii64th," tulis PMII dalam akun instagram resminya @pmiiofficial dikutip Rabu (17/4/2024).

Dirangkum dari berbagai sumber, PMII lahir dari keinginan yang sangat kuat para mahasiswa Nahdliyyin  (NU) untuk membentuk sebuah organisasi mahasiswa yang memiliki ideologi Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). 

Hal itu dibuktikan dengan berdirinya beberapa organisasi mahasiswa Nahdliyyin yang lingkupnya masih lokal. Di antaranya Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (Imanu) di Jakarta tahun 1955, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di Surakarta tahun 1955, Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU) di Bandung, hingga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Semarang tahun 1954. 

Cikal bakal berdirinya PMII yakni pada saat Kongres Ke-3 IPNU pada  27-31 Desember 1958. Pada kongres tersebut, diputuskan membentuk departemen perguruan tinggi untuk mewadahi para anggota IPNU yang berstatus mahasiswa. 

Lalu seiring berjalannya waktu dan lika-liku perjuangan, konferensi besar IPNU digelar pada tanggal 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Dalam konferensi besar tersebut, diputuskan dibentuk suatu organisasi mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dari IPNU. 

Hadirnya organisasi mahasiswa NU ini juga ditujukan untuk memperkuat Partai Nahdlatul Ulama. Segala gerakan dan aktivitasnya selalu diorientasikan untuk menunjang gerak dan langkah Partai NU. 

Selain itu, dalam konferensi besar yang digelar di Kaliurang, Yogyakarta, tersebut, juga ditetapkan 13 orang sponsor pendiri organisasi mahasiswa NU. Yakni Cholid Mawardi (Jakarta), Said Budairy (Jakarta), M. Sobich Ubaid (Jakarta), M. Makmun Syukri (Bandung), Hilman (Bandung), H. Ismail Makky (Yogyakarta), Moenshif Nachrawi (Yogyakarta), Nuril Huda Suady (Surakarta), Laily Mansur (Surakarta), Abdul Wahab Jailani (Semarang), Hisbullah Huda (Surabaya), M. Cholid Narbuko (Malang), dan Ahmad Husain (Makassar). 

Selanjutnya, 13 sponsor pendiri organisasi mahasiswa NU ini melakukan musyawarah di gedung Madrasah Muallimin Nahdlatul Ulama (gedung Yayasan Khadijah) Wonokromo, Surabaya, pada 14-16 April 1960. 

Dalam musyawarah tersebut, ditetapkan nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai nama organisasi mahasiswa NU dan penetapan peraturan dasar PMII. Selanjutnya pada 21 Syawal 1379 Hijriah atau yang bertepatan pada 17 April 1960, hasil musyawarah 13 pendiri tersebut diumumkan di Balai Pemuda Surabaya. Hingga saat ini, 17 April diperingati sebagai hari lahir PMII. 

Setelah resmi berdiri, jajaran pendiri atau sponsor pendirian organisasi PMII menunjuk Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum pertama PMII. Mahbub merupakan kader NU, yang juga menjabat sebagai Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). 

Dilansir dari deras.id, salah satu pendiri PMII, yakni KH. Moenshif Nachrawi, membeberkan empat alasan dipilihnya Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum pertama PMII. Yakni karena nasab, karakter atau kepribadiannya, pengalaman sebagai jurnalis, serta sosok organisatoris berpengalaman. 

Terkait dengan nasab, sosok Mahbub Djunaidi merupakan anak pertama dari KH Moehammad Djoenaidi. Sosok Kiai Djoenaidi merupakan tokoh NU yang memiliki kontribusi nyata bagi perkembangan NU maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Kemudian terkait dengan karakter atau kepribadiannya. Mahbub dikenal sebagai sosok pemuda yang kharismatik dan memiliki wawasan luas. Selain itu, Mahbub pandai bergaul dan mengelola komunikasi dengan siapa pun, mulai dari tukang becak sampai menteri. 

Selanjutnya,  Mahbub berpengalaman sebagai jurnalis dan pemimpin redaksi Harian Koran Duta Masyarakat. Melalui kiprahnya ini, Mahbub dikenal dengan sebutan Sahabat Pena. Mahbub juga pernah menjabat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). 

Terakhir, terkait dengan kiprahnya di berbagai organisasi, pada usia 19 tahun, Mahbub sudah menjadi ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) dan anggota IPNU. Kemudian beranjak menjadi mahasiswa, Mahbub juga sempat menjadi bagian dari Pengurus Besar HMI. 

Kiai Moenshif menyebut, bergabungnya Mahbub di HMI ibarat ngekos. Pasalnya, pada awal-awal Mahbub berkuliah, organisasi mahasiswa Islam yang ada yakni HMI. Jadi, meskipun dari latar belakang NU, Muhammadiyah, atau yang lainnya,  masuknya ke HMI. 

Untuk diketahui, sejak berdiri pada  17 April 1960, PMII telah melahirkan kader-kader berbakat dan memiliki talenta luar biasa. Di antaranya Muhammad Zamroni, Ahmad Bagja; Ketua Umum PBNU periode 2010-2020 KH Said Aqil Siroj; Menteri Agama RI periode 2009-2014 Suryadharma Ali; Ketua PWNU Jatim periode 1999-2008 Ali Maschan Moesa; Ketua Umum DPP PKB saat ini Abdul Muhaimin Iskandar; Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI saat ini Abdul Halim Iskandar; Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa; politisi Partai Golkar Nusron Wahid; dan Menteri Pemuda dan Olahraga RI periode 2014-2019 Imam Nahrawi. 

Baca Juga : PDIP Kabupaten Malang Tetap Usung Sanusi di Pilkada: Tunggu Keputusan DPP

Kemudian ada nama politisi Partai NasDem Effendy Choirie; anggota DPR RI dari Fraksi PKB Hasanuddin Wahid; Wakil Ketua DPRD Jatim dari Fraksi Partai Gerindra Anwar Sadad;  Bupati Pamekasan Baddrut Tamam; Menteri Tenaga Kerja RI Ida Fauziyah; hingga Wakil Ketua MPR RI dari PKB Jazilul Fawaid dan masih banyak lagi.
 


Topik

Serba Serbi PMII sejarah PMII Harlah PMII


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

Yunan Helmy