Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Menyatu dengan Alam dan Legenda: Serunya Ngabuburit di Puncak Gunung Kelud

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

06 - Apr - 2024, 08:20

Suasana senja di Gunung Kelud.(Foto: Istimewa/Aditya Kurniawan)
Suasana senja di Gunung Kelud.(Foto: Istimewa/Aditya Kurniawan)

JATIMTIMES - Di bawah langit biru mendung, senja menemani aktivitas riuh rendah para pengunjung yang berkumpul di lereng Gunung Kelud. Di hari-hari terakhir bulan suci Ramadan, atmosfir magis yang mengelilingi gunung ini semakin terasa kental. 

Dari motoran, hingga berfoto-foto dengan latar belakang kawah yang ikonik, setiap sudut Gunung Kelud menceritakan kisah keindahan dan keagungan alam Jawa Timur. Tak ayal, tempat ini telah menjadi destinasi utama para penggemar alam dan pencinta sejarah legendaris.

Baca Juga : 5 Limbah Ini Jika Diekspor Bisa Hasilkan Cuan Jutaan Rupiah 

Ya, Gunung Kelud, dengan pesona alamnya yang memukau, terbuka bagi siapa pun yang ingin menjelajahi keindahan alam dan sekaligus merasakan nuansa spiritual yang kental. Terletak di perbatasan Kabupaten Kediri dan Blitar, gunung ini telah menjadi ikon dari Jawa Timur selain Semeru.

Setiap hari, terutama saat akhir pekan, Gunung Kelud tak pernah sepi dari pengunjung. Wisatawan dari berbagai daerah berduyun-duyun datang untuk menikmati hamparan pemandangan eksotis, tebing-tebing curam, dan air danau kawah yang berwarna biru. Meskipun gunung ini masih aktif dan bisa erupsi kapan saja, hal ini tidak mengurangi daya tariknya bagi para pengunjung.

Bagi masyarakat Blitar dan Kediri, Gunung Kelud memiliki makna spiritual yang dalam. Kisah Legenda percintaan antara Dewi Kilisuci dan Lembu Suro telah membentuk kekaguman dan kekaguman yang membumi bagi mereka. Setiap tahun, upacara adat larung sesaji Panggul Dewi Kilisuci diadakan di lereng Gunung Kelud, menarik perhatian wisatawan dan memberikan penghormatan kepada legenda tersebut.

Selain keindahan alam dan nilai spiritualnya, Gunung Kelud juga menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna yang unik. Hutan-hutan yang rimbun di sekitar gunung menyimpan keanekaragaman hayati yang menakjubkan. Para pengunjung dapat menikmati udara sejuk sambil menjelajahi kekayaan alam yang masih terjaga dengan baik di kawasan ini.

Dalam suasana bulan puasa, kegiatan ngabuburit di Gunung Kelud menjadi semakin istimewa. Banyak yang membawa perbekalan dari bawah dan menutup hari dengan buka puasa di atas gunung, menikmati pemandangan matahari terbenam yang spektakuler. Aktivitas ngabuburit ini memberikan pengalaman tak terlupakan bagi mereka yang ingin menikmati keindahan alam sambil menguatkan ikatan spiritual mereka.

Dengan semua keistimewaannya, tidaklah mengherankan bahwa Gunung Kelud terus menarik perhatian para pengunjung baik dari dalam maupun luar daerah. Gunung ini tidak hanya menjadi destinasi wisata populer, tetapi juga menjadi tempat yang penting dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat Jawa Timur. Sebuah surga tersembunyi yang patut dijelajahi oleh siapa pun yang mencintai alam dan keindahan yang di dalamnya terdapat.

Andika, seorang wisatawan lokal dari Blitar, selalu menemukan keseruan tiada tara setiap kali berkunjung ke Gunung Kelud bersama teman-temannya saat bulan Ramadan tiba. Baginya, Gunung Kelud tak pernah kehabisan daya tarik yang mengundang untuk kembali.

"Awalnya kami hanya berniat untuk bersantai sambil menikmati indahnya senja di Gunung Kelud. Namun, semakin kami menjelajahi setiap sudutnya, semakin terpesona kami dengan kekayaan alam dan sejarahnya," ujar Andika, sambil mengingat momen-momen manis yang dia lewati bersama teman-temannya.

Andika menceritakan bagaimana mereka berkeliling kawah, mengabadikan setiap momen dengan kamera mereka, dan berbincang-bincang santai sambil menunggu waktu berbuka puasa. "Saat itu terasa seperti menyatu dengan alam. Udara segar yang membelai wajah, pemandangan yang memesona, dan suasana yang begitu tenang membuat hati kami merasa damai," tambahnya dengan penuh antusiasme.

Cerita Legenda

Baca Juga : 10 Negara Kunci Penyebaran Islam di Dunia, Indonesia Salah Satunya?

Di balik megahnya Gunung Kelud tersembunyi sebuah cerita tragis dari legenda lokal. Legenda ini berkisah tentang Lembu Suro dan Dewi Kilisuci, yang dikenal karena kisah percintaan yang penuh dengan pengkhianatan dan kutukan abadi.

Lembu Suro dan Dewi Kilisuci adalah tokoh utama dalam legenda ini. Lembu Suro, yang memiliki penampilan menyerupai lembu, jatuh cinta pada Dewi Kilisuci, seorang putri cantik. Namun, Dewi Kilisuci menolaknya karena penampilannya yang menakutkan.

Untuk menolak lamaran Lembu Suro, Dewi Kilisuci memberikan sebuah sayembara yang mustahil untuk dikerjakan oleh manusia biasa: membuat dua sumur di puncak Gunung Kelud, satu dengan bau amis dan satu lagi dengan bau wangi, dalam waktu semalam. Meskipun mustahil bagi manusia, Lembu Suro dan Jothosuro berhasil menyelesaikan sayembara tersebut dengan kesaktiannya.

Namun, Dewi Kilisuci masih tidak puas dan memberikan ujian terakhir: memerintahkan kedua raja tersebut untuk masuk ke dalam sumur-sumur tersebut. Terpedaya oleh rayuan Dewi Kilisuci, keduanya pun masuk ke dalam sumur yang kemudian ditimbun oleh prajurit Jenggala atas perintah Dewi Kilisuci.

Legenda ini menjadi bagian dari kekayaan budaya lokal yang memikat hati siapa pun yang mendengarnya. Meskipun legenda ini terjadi di wilayah Blitar dan Kediri, Gunung Kelud tetap menjadi daya tarik bagi banyak orang, baik wisatawan maupun peneliti, dengan sejarahnya yang kelam dan legenda yang menghantui, menjadi pengingat akan kekuatan alam yang harus dihormati dan dijaga.


Topik

Wisata gunung kelud ngabuburit kisah gunung kelud


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana