Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Bakal Muncul Ledakan Saat Gerhana Matahari 8 April, Dampaknya bagi Indonesia? 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

04 - Apr - 2024, 12:47

Ledakan di Matahari saat terjadi Gerhana Matahari Total seperti ditunjukkan pada foto yang dikotak. (Foto: BMKG)
Ledakan di Matahari saat terjadi Gerhana Matahari Total seperti ditunjukkan pada foto yang dikotak. (Foto: BMKG)

JATIMTIMES - Fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) bakal terjadi pada 8 April 2024. Hal ini membuat banyak warganet penasaran hingga menjadi trending dalam penelusuran Google, Kamis (4/4) dengan kata kunci "gerhana matahari total 8 April". 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan GMT terjadi lantaran bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, sehingga menutupi seluruh permukaan Matahari, yang seharusnya terlihat dari Bumi. Saat fenomena ini terjadi, maka langit akan gelap seperti fajar atau senja. 

Baca Juga : 5 Rekomendasi Foundation Favorit Para MUA, Makeup Tahan Lama Seharian di Hari Lebaran

Melansir keterangan resmi BMKG, berikut ini proses GMT yang akan berlangsung pada 8 April mendatang:

- Dimulai dengan gerhana matahari sebagian pukul 15:42 UT (22:42 WIB)

- Mulai memasuki GMT pukul 16:39 UT (23:39 WIB)

- Puncak GMT terjadi pada 18:17 UT (tanggal 9 April 2024, pukul 01:17 WIB)

- GMT berakhir pada 19:56 UT (tanggal 9 April 2024, pukul 02:56 WIB)

- Diakhiri dengan gerhana matahari sebagian pukul 20:52 UT (tanggal 9 April 2024, pukul 03:52 WIB)

Sebagai informasi, GMT 8 April 2024 ini hanya dapat disaksikan di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada. Sayangnya, di Indonesia tidak dapat menyaksikannya, karena pada saat GMT tersebut berlangsung, wilayah Indonesia akan berada pada sisi gelap bumi (waktu malam hari). 

GMT terakhir terlihat di Indonesia pada tanggal 16 Maret 2016. GMT yang akan datang, akan terjadi lagi pada tanggal 23 Agustus 2044.

Menurut National Center for Atmospheric Research (NCAR), saat menyaksikan GMT 8 April 2024 nanti, akan terlihat ledakan-ledakan di Matahari. Dimana saat totalitas Gerhana Matahari, pandangan Matahari dari Bumi terhalang oleh Bulan dan menyisakan sisi tepi. Pada sisi tepi inilah di Bumi bisa menyaksikan tepian plasma Matahari yang tampak meledak-ledak.

Ledakan di matahari lebih disebabkan oleh adanya aktifitas internal di matahari itu sendiri. Hal ini terjadi karena tingkat aktivitas matahari yang mengalami pasang surut selama siklus 11 tahunan akan mencapai puncaknya pada tahun 2024 ini. 

Para ahli atmosfer di seluruh dunia, belum mengetahui secara pasti penyebabnya, tapi kemungkinan besar melibatkan gaya magnetik atau reaksi nuklir di dalam matahari.

Baca Juga : Kota Kediri Raih Peringkat II Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Provinsi Jatim

Menurut BMKG, pengaruh aktivitas (ledakan-ledakan) matahari di bumi, tergantung besar kekuatan ledakannya. Di bumi, terutama berdampak pada kemagnetan bumi, yaitu berupa badai magnet bumi (Geomagnetic Storm). 

"Hal ini terjadi karena ledakan di permukaan matahari (korona) tersebut melontarkan plasma besar yang berisikan partikel bermuatan (angin matahari) beserta medan magnet berkecepatan tinggi yang menjalar hingga ke magnetosfer bumi. Peristiwa lontaran massa korona itu sering disebut sebagai Coronal Mass Ejection (CME)," demikian penjelasan BMKG. 

Ketika CME menghantam medan magnet di sekitar bumi (magnetosfer), lontaran partikel bermuatan tersebut dibelokkan oleh lapisan magnetosfer bumi ke arah garis kutub utara dan kutub selatan.

Adapaun Magnetosfer bumi adalah lapisan perisai bumi yang melindungi bumi dari pengaruh radiasi partikel bermuatan berkecepatan tinggi yang dilontarkan dari matahari. 

Lapisan ini berbentuk seperti lingkaran dengan titik terkuat nya berada pada daerah lintang rendah (dekat equator bumi). Hal ini menyebabkan dampak dari gangguan badai magnet bumi paling besar dirasakan pada daerah lintang tinggi, sedangkan daerah lintang rendah seperti Indonesia akan relatif aman. 

Saat totalitas pada gerhana matahari total, ledakan-ledakan di matahari tersebut akan lebih jelas terlihat. Fenomena ledakan besar matahari sayangnya hanya dapat diamati pada beberapa titik di Bumi, tidak termasuk Indonesia. Pengamatan paling ideal terjadi di wilayah Amerika Utara, seperti Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. 

Dari beberapa pemaparan di atas, BMKG menyimpulkan bahwa tidak ada kaitan langsung antara ledakan di matahari dengan kejadian gerhana matahari total (GMT). Hanya saja saat terjadinya GMT tanggal 8 April 2024, di daerah yang terdampak GMT akan menyaksikan fenomena alam ledakan-ledakan di matahari.

Selain itu, dampak dari ledakan matahari berupa badai magnet bumi ini relatif aman untuk wilayah Indonesia yang berada pada lintang rendah. Karena perisai bumi dari pengaruh radiasi partikel angin matahari (magnetosfer bumi), titik terkuatnya berada pada lintang rendah.


Topik

Peristiwa gerhana matahari total bmkg


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya