JATIMTIMES - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Pembukaan Mahasabha XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di Palu, Sulawesi Tengah. Dalam sambutannya, Jokowi yakin 10 tahun mendatang Indonesia bisa menjadi negara maju jika pemimpinnya tidak penakut.
Awalnya, Jokowi bicara soal hilirisasi yang digencarkannya sempat digugat oleh Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun dia tidak gentar. Dia meminta para menterinya untuk terus melawan.
Baca Juga : Viral, Rantai Bianglala di Pamekasan Putus, Pengunjung Histeris
"Itu baru satu barang, kita ini punya barang-barang yang lain, komoditas yang lain, nikel, timah, tembaga, bauksit, batubara, semuanya, satu-satu, nggak usah tergesa-gesa, tetapi terus konsisten dan tidak usah kita ini takut gara-gara digugat di WTO misalnya. Nggak, jangan mundur. Pada saat kita stop tahun 2020 kita digugat oleh Uni Eropa, digugat di WTO, tahun lalu kita kalah, kalah, kalah. Tapi saya sampaikan pada menteri 'Pak kita kalah', ya nggak papa kalah tapi jangan mundur. Saya perintahkan banding, kalah banding udah. Yang ada di pikiran saya saat banding kan juga memerlukan waktu, mungkin bisa 3 tahun, mungkin bisa 4 tahun, mungkin bisa 5 tahun, industri kita sudah jadi. Sehingga fondasi kita kuat," kata Jokowi dalam sambutannya di Auditorium Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, melalui kanal YouTube KMHDI, Rabu (30/8/2023).
Jokowi menilai, jika perlawanan tidak terus dilakukan, maka sampai kapanpun Indonesia tidak akan menjadi negara maju. Karena itu, Jokowi pun meminta agar hilirisasi ini untuk terus konsisten dilakukan meski mendapatkan tantangan berat.
"Masak sejak VOC, 400 tahun yang lalu kita export bahan mentah. Sampai sekarang kita mau terus mengeksport bahan mentah. Untuk saya tidak. Kita sudah digugat oleh WTO, digugat ke WTO oleh Uni Eropa. Kita diberikan peringatan juga oleh IMF. Menteri-menteri tanya ke saya 'Pak ini ada' terus, 'Pak ini ada tekanan' terus. Karena kalau ini konsisten kita lakukan terus-menerus tidak surut perkiraan kita 10 tahun yang akan datang GDP per kapita kita sudah mencapai 10.900 atau 153 juta kemudian 15 tahun yang akan datang akan masuk ke 15.800 US Dollar GDP per kapita kita atau 217 juta dan pada saat Indonesia Emas hitungan kita, kita sudah mencapai 25.000 US Dollar income per kapita kita atau 331 juta. Artinya kita sudah masuk menjadi negara maju," papar dia.
Jokowi mengatakan jika pemimpin selanjutnya tidak ragu-ragu dan tidak penakut, maka dia yakin Indonesia akan menjadi negara maju. Sebab, menurutnya, posisi itu harus diraih Indonesia sendiri.
"Tetapi kalau konsisten, pemimpinnya tidak ragu-ragu, tidak penakut, maju terus, meskipun digugat maju terus. Karena memang tidak akan ada negara manapun yang memberi kita karpet merah kalau kita tidak merebutnya sendiri. Nggak ada. Jangan berharap itu," ungkap Jokowi.
Pada kesempatan yang sama, terjadi peristiwa menarik antara Jokowi dan seorang mahasiswi. Salah satu mahasiswi yang hadir meminta Jokowi untuk menjadi Presiden tiga periode.
Mulanya, mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Tadulako mengaku ingin dekat dengan Jokowi saja.
"Tadi tunjuk-tunjuk gini apa tadi? Mau deket saya aja ini?" tanya Jokowi sembari tertawa.
"Mau dekat dengan Bapak Jokowi," timpal Tirsya.
Mahasiswi itu kemudian mengucapkan terima kasih kepada Jokowi yang telah menjadi Presiden RI. Dia juga menyampaikan keinginannya agar Jokowi kembali memimpin lagi.
"Mau bilang terima kasih sudah jadi Bapak Presiden buat Indonesia. Kalau bisa, Bapak jadi presiden untuk tiga periodenya," ujar mahasiswi itu.
Baca Juga : Diajak Jokowi Blusukan Bersama ke Pekalongan, Ganjar dan Prabowo Terciduk Berikan Salam Komando
"Itu konstitusi, nggak boleh. Jauh di mata dekat di hati? Jawab," kata Jokowi sembari tersenyum.
"Bapak jauh di Jakarta, tapi dekat di hati saya," jawab mahasiswi berjaket biru itu.
"Jawabannya bukan itu, salah," timpal Jokowi.
Sepeda pun kemudian diberikan kepada mahasiswa bernama Kadek Febri, yang berhasil menjawab pertanyaan Jokowi. Jokowi mengatakan selama ini belum pernah ada yang berhasil menjawab pertanyaan tersebut.
"Kalau saya berpikir tadi singkatnya ibu saya, Pak, karena ibu saya jauh. Tapi kalau saya berpikir scientist, yang paling dekat hati itu empedu, tapi saya lihatnya jauh," kata Kadek Febri.
"Jawabannya yang tadi betul. Ibu. Tapi yang saya maksud jawabannya bukan itu. Itu betul, betul sekali. Tapi yang bener nomor 2. Empedu. Ini saya bawa ke beberapa pertemuan sekarang terjawab oleh Kadek, udah. Jadi sudah terjawab, silakan kembali. Tadi saya janji sepeda ya saya beri sepeda," timpal Jokowi.
Jokowi bersama kedua mahasiswa itu pun kemudian melakukan swafoto atau selfie.
Pertanyaan kedua lantas kembali dilempar Jokowi. Jokowi bertanya apa yang masuknya miring keluarnya miring. Salah satu mahasiswa pun berhasil menjawab pertanyaan Jokowi itu.
"Jawabannya kancing baju," kata mahasiswi bernama Siska.