Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kediri Bersatu menggelar aksi unjuk menolak Omibus Law Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Kota Kediri, Kamis (8/10/20). Para mahasiswa menyuarakan penolakan RUU Omibus Law Cipta Kerja usulan pemerintah yang baru disahkan oleh DPR RI.
Ada yang menarik, di sela-sela spanduk dan poster bernada protes, ternyata ada juga beberapa poster jualan yang bertebaran di lokasi aksi demo mahasiswa.
Baca Juga : Beredar di Medsos, Ini Isi Telegram Kapolri soal Larangan Demo Buruh
Ada beberapa mahasiswa ternyata memilih untuk berjualan minuman di dalam aksi tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Galuh Buana Mahardhika (22) Mahasiswa IAIN Kediri untuk berjualan air mineral botol. Bahkan sebelum peserta aksi demo mahasiswa datang ke lokasi, mereka sudah lebih dulu berada di sana.
Galuh bersama rekannya bahkan mengaku sudah mempersiapkan barang dagangannya sejak semalam.
"Ya selain berdasarkan pengalaman dalam sulitnya mencari air minum, saya sebenarnya juga memanfaatkan momen aksi unjuk rasa untuk berjualan. Selain membantu memfasilitasi teman-teman yang kehausan, saya juga dapat meraup pundi-pundi rupiah di sana," katanya saat ditemui JatimTIMES di lokasi aksi unjuk rasa.
Galih menjelaskan, minuman yang diperjualbelikan itu seperti air mineral dan juga rokok. Sedangkan untuk harga yang dipatok pun terbilang normal seperti harga sewajarnya di pasaran.
"Harga normal kok mas, ya sewajarnya seperti harga di pasaran," ungkapnya.
Dalam aksi demo di depan Gedung DPRD Kota Kediri awalnya berjalan dengan lancar. Namun, sempat terjadi ketegangan ketika mahasiswa ingin masuk ke Kantor DPRD, karena dicegah oleh polisi.
Mahasiswa juga sempat terlibat aksi saling dorong dengan polisi yang melakukan penjagaan ketat.
Meski begitu, massa terus berupaya memaksa masuk ke Kantor DPRD. "Kami meminta segera dibatalkan pengesahan UU Cipta Kerja yang dibuat DPR RI," teriak mahasiswa.
Kapolresta Kediri AKBP Miko Indrayana berupaya menenangkan mahasiswa agar tidak terprovokasi.
Dengan menggunakan pengeras suara, AKBP Miko meminta mahasiswa tidak melakukan tindakan anarkis. Akhirnya para mahasiswa kembali melakukan aksinya dengan damai.